Selasa, 29 September 2020

Karya Ilmiah Penelitian Tindakan Kelas Guru Bahasa Indonesia

KOHESI DAN KOHERENSI PARAGRAF DALAM KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X SMK MAMBAUL ULUM SUKOWONO JEMBER TAHUN PELAJARAN 2018/2019 Oleh Rudi Aprianto, S. Pd. YAYASAN PONDOK PESANTREN MAMBAUL ULUM SMK MAMBAUL ULUM Bidang studi keahlian: Bisnis Manajemen, Program Studi keahlian: Tata Niaga Kompetensi keahlian: Pemasaran Jalan KH. Wahid Hasyim Sukowono-Jember KP 68194 (0331) 566960 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengekspresikan ide, pikiran, pengetahuan, ilmu dan pengalaman hidup dalam bahasa tulis yang jelas, enak dibaca, dan dipahami orang lain. Menulis memiliki tingkat kesukaran lebih tinggi dibandingan dengan tiga keterampilan berbahasa yang lain. Karena menulis merupakan kegiatan yang kompleks. Disebut kegiatan kompleks karena penulis dituntut untuk dapat menyusun dan mengorganisasikan isi tulisannya serta menuangkannya dalam formulasi ragam bahasa tulis dan konvensi penulisan lainnya (Suparno dan Yusuf, 2003: 1.26). Akan tetapi dibalik kerumitannya, menulis memiliki banyak manfaaat bagi pengembangan mental, intelektual, dan sosial seseorang. Menulis dapat meningkatkan kecerdasan, mengembangkan daya kreativitas, menumbuhkan keberanian, serta merangsang kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. Wacana merupakan struktur kebahasaan paling lengkap dan dibangun oleh komponen-komponen yang terjalin dalam satu kesatuan. Wacana merupakan struktur kebahasaan paling lengkap karena wacana harus memiliki aspek kesatuan bentuk maupun kesatuan makna. Kesatuan bentuk yang disebut kohesi dan kesatuan makna yang disebut koherensi. Kedua aspek tersebut saling berkaitan satu dengan yang lain membetuk wacana yang utuh. Kepaduan wacana ditunjang oleh unsur-unsur pembangunnya berupa kalimat-kalimat yang saling berkaitan dan terangkum dalam satuan paragraf yang kohesif. Aspek kohesi sebagai kepaduan bentuk yang secara stuktural membentuk ikatan sintaktik sering ditandai oleh kehadiran pemarkah (penanda). Pemarkah (penanda) ini bertujuan menghubungkan kalimat-kalimat dalam paragraf menjadi padu. Selain aspek kohesi, sebuah wacana atau karangan yang baik juga harus mempunyai aspek koherensi. Kaherensi merupakan hubungan timbal balik atau pertalian makna antar kalimat dalam paragraf (Dardiri, 2008: 65). Berbeda dengan kohesi, aspek koherensi secara struktural membentuk ikatan sematik. Aspek kohesi dan koherensi sangat berkaitan dengan keterampilan menulis karangan. Dalam penelitian ini lebih difokuskan pada karangan eksposisi. Karangan eksposisi merupakan karangan yang menuntut penulis mampu menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan suatu hal yang dapat menambah pengetahuan pembacanya. Menulis karangan eksposisi bukan merupakan kegiatan mengarang yang mudah tetapi penulis harus memahami konsep penulisan dan tujuan karangan eksposisi yaitu memaparkan data dengan tujuan memberikan informasi tampa ada maksud mempengaruhi. Agar corak karangan yang dihasilkan nanti sesuai dengan kaidah yang benar (Djuharie dan Suherli, 2001: 49). Pemilihan karangan eksposisi sebagai fokus penelitian adalah pembaca dapat memperoleh pengetahuan baru dari data penelitian yang ditulis oleh siswa. Berdasarkan Kurikulum 2013, kelas X untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terdapat kompetensi dasar “3.4 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks eksposisi yang berkaitan dengan bidang pekerjaan”. Hal tersebut menjadi landasan kuat pemilihan objek penelitian ini. Mengingat kompetensi siswa yang sudah menguasai teori tentang paragraf eksposisi yang telah disampaikan oleh guru bidang studi bahasa Indonesia. Selain itu dalam menulis sebuah paragraf siswa banyak terdapat kekeliruan karena memiliki pemahaman yang salah. Siswa beranggapan kalau paragraf penulisannya berbentuk alinea baru yang secara teknik penulisannya agak menjorok ke dalam dari bagian lain. Banyak ditemui paragraf pada karangan siswa itu tidak mempunyai ide pokok atau merupakan bagian dari paragraf sebelumnya. Padahal selain harus mengandung kohesi dan koherensi, paragraf yang baik juga harus mempunyai satu ide pokok dan satu atau beberapa ide pengembang . Berdasarkan uraian sebelumnya bahwa keterampilan menulis merupakan sebuah proses tidak didapat secara serta merta. Selain pemahaman konsep atau teori menulis, siswa juga harus melakukan latihan. Latihan dilakukan untuk menerapkan pemahaman siswa tentang menulis karangan terhadap keterampilan menulis. Dalam pembelajaran di kelas tentu siswa sudah pernah dilatih membuat karangan eksposisi sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji sejauh mana tingkat pemahaman konsep siswa tentang penulisan karangan eksposisi ditinjau dari segi kohesi dan koherensi paragraf pembangunnya. Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran kemampuan siswa dalam menulis karangan eksposisi dengan syarat paragraf yang kohesi dan koherensi. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat menjadi barometer tingkat keberhasilan guru bidang studi bahasa Indonesia khususnya di sekolah tersebut dalam mengajarkan membuat karangan dengan paragraf yang kohesi dan koherensi. Penelitian ini belum pernah diteliti sebelumnya di sekolah tersebut mengingat status sekolah yang masih baru berdiri. Kondisi tersebut layak untuk dijadikan tempat penelitian untuk mengetahui perkembangan sekolah khususnya dalam proses kegiatan belajar mengajar, dalam hal ini mengajarkan menulis karangan yang dilaksanakan oleh guru bidang studi bahasa Indonesia. Oleh sebab itu peneliti mengambil judul penelitian yaitu “Kohesi dan Koherensi Paragraf dalam Karangan Eksposisi Siswa Kelas X SMK Mambaul Ulum Sukowono Jember Tahun Pelajaran 2018-2019”. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang peneliti ambil dari penelitian ini adalah bagaimanakah kohesi dan koherensi paragraf dalam karangan eksposisi siswa? Apa sajakah penanda kohesi dan koherensi yang sering digunakan dalam karangan eksposisi siswa? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) untuk mendeskripsikan kohesi dan koherensi paragraf dalam karangan eksposisi siswa; (2) mengetahui penanda kohesi dan koherensi apa saja yang sering digunakan dalam membuat karangan eksposisi. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) bagi guru bahasa Indonesia, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam mengajar bahasa Indonesia khususnya materi membuat karangan dengan paragraf yang kohesi dan koherensi; (2) bagi siswa, agar menjadi bahan masukan untuk lebih memperhatikan aspek kohesi dan koherensi terutama dalam penulisan karangan; (3) bagi mahasiswa Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan pengetahuan dalam pemahaman konsep membuat karangan khususnya kohesi dan koherensi paragraf; (4) bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan atau acuan untuk mengadakan penelitian yang sejenis. 1.5 Definisi Operasional Untuk menghindari adanya kesalahpahaman dalam pembahasan ini akan dijelaskan beberapa istilah yang dipakai sehubungan dengan judul penelitian. Istilah-istilah yang dipakai adalah sebagai berikut. (1) Kohesi adalah keserasian hubungan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain dalam karangan atau wacana. (2) Koherensi adalah pertalian makna atau pertalian isi kalimat sehingga antara kalimat memiliki kesatuan makna yang utuh. (3) Paragraf adalah bagian karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan secara utuh dan padu serta membentuk satu kesatuan pikiran. (4) Karangan eksposisi adalah karangan yang isinya berupa paparan, penjelasan, petunjuk, dengan tujuan memberikan informasi kepada pembaca sebagai tambahan pengetahuan tampa adanya unsur mempengaruhi pikiran pembaca yang ditulis oleh siswa kelas X SMK Mambaul Ulum Sukowono Jember. BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Rancangan dan Jenis Penelitian 2.1.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Kajian kualitatif pada dasarnya dilakukan untuk menyusun teori bukan menguji teori. Moleong (2009: 6) menjelaskan penelititan kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Berdasarkan pendapat tersebut maka penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif untuk memperoleh data asli atau yang sebenarnya dari karangan eksposisi siswa SMK Mambaul Ulum yang di dalamnya terdapat kohesi dan koherensi paragraf penyusunnya. 2.1.2 Jenis Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini “Kohesi dan Koherensi Paragraf dalam Karangan Eksposisi Siswa Kelas X SMK Mambaul Ulum Sukowono Jember Tahun Pelajaran 2018-2019”, maka penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini dilakukan mula-mula dengan mengumpulkan data, mengklasifikasikan, kemudian merumuskan kaidah-kaidah terhadap keteraturan yang terdapat pada data (Chaer, 2006: 9). Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek yang diteliti secara tepat. Maksudnya, data tentang karangan eksposisi yang diperoleh dikumpulkan, kemudian dilakukan pemeriksaan keabsahan data, dianalisis dan dideskripsikan berdasarkan sesuai temuan data. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan data tentang kohesi dan koherensi paragraf dalam karangan eksposisi siswa kelas X SMK Mambaul Ulum Sukowono Jember. 2.2 Kehadiran Peneliti Dalam penelitian yang dilakukan peneliti berperan sebagai pengamat partisipatif. Menurut Sukmadinata (2008: 112), pengamat partisipatif adalah peran pengamat berada di dalam kegiatan yang dilakukan kelompok atau informan. Peneliti menciptakan peranan-peranan sendiri tanpa ikut serta dalam kepentingan kegiatan kelompok atau informan yang diamatinya. Saat penelitian dilakukan peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan terhadap objek penelitiannya. Semua kegiatan atau peristiwa berjalan apa adanya. Berdasarkan pendapat tersebut peran peneliti hanya sebagai pengamat, tanpa ikut campur dalam kegiatan informannya. Semua kegiatan atau peristiwa berjalan apa adanya, sampai data yang diinginkan didapat dan kemudian diteliti. 2.3 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Mambaul Ulum Sukowono Jember dengan pertimbangan sebagai berikut: 1. kesediaan SMK Mambaul Ulum Sukowono Jember untuk dijadikan lokasi penelitian; 2. letak sekolah yang mudah dan terjangkau dari segi waktu dan dana penelitian; 3. sekolah tersebut termasuk sekolah swasta yang baru berdiri sehingga layak dijadikan lokasi penelitian untuk mengetahui perkembangan pendidikan siswa dengan tenaga pengajar yang sebagian besar masih berusia muda atau baru lulus dari perguruan tinggi. Dalam hal ini kompetensi siswa untuk membuat karangan eksposisi dengan paragraf yang kohesi dan koherensi. Hasil penelitian ini tentu akan menggambarkan keberhasilan guru bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran menulis khususnya dalam menulis karangan eksposisi. 2.4 Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini adalah karangan eksposisi siswa. Karangan eksposisi tersebut merupakan objek penelitian. Objek penelitian sesungguhnya sama dengan topik penelitian atau sama dengan yang disebut permasalahan penelitian (Chaer, 2007: 20). Alasan Pemilihan karangan eksposisi dimaksudkan hasil analisis dan data penelitian ini dapat memberikan informasi sebagai tambahan pengetahuan bagi pembaca. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa yang bertindak sebagai subjek penelitian. Subjek penelitian adalah orang atau substansi yang kepadanya dilakukan penelitian itu (Chaer, 2007: 21). Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data penelitian adalah siswa kelas X SMK Mambaul Ulum Sukowono Jember yang berjumlah 20 siswa terdiri dari 7 putra dan 13 putri. 2.5 Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumenter dan non tes. Sukmadinata (2008: 221) berpendapat bahwa dokumenter atau dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisa, pengolahan dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Pada penelitian ini dilakukan dengan menghimpun dan mencatat hal yang berkaitan dengan masalah penelitian. Dokumen pada penelitian ini adalah karangan eksposisi siswa yang terdapat paragraf dengan aspek kohesi dan koherensi. Metode non tes dalam penelitian ini yaitu siswa diberi tugas untuk membuat karangan sesuai dengan petunjuk mengarang tanpa memberikan penilaian pada hasil karangan tersebut. Peneliti minta izin pada pihak sekolah untuk kerja sama dengan guru bidang studi bahasa Indonesia untuk memberikan tugas mengarang pada siswa, karena guru sudah pernah memberikan materi tentang paragraf atau karangan termasuk paragraf atau karangan eksposisi. 2.6 Analisis Data Metode dalam penelitian ini dianalisis dengan metode analisis deskriptif kualitatif yaitu data-data yang diperoleh dideskripsikan sesuai dengan data alamiah. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. menelaah data, yaitu membaca hasil karangan siswa kemudian menelaahnya; 2. memeriksa keabsahan data, yaitu data yang telah terkumpul diperiksa kebenarannya dengan melihat buku atau literatur yang berhubungan dengan karangan eksposisi; 3. menganalisis, yaitu karangan siswa dianalisis dari segi kohesi dan koherensi paragraf pembangunnya; 4. mendeskripsikan, yaitu peneliti mendeskripsikan hasil karangan siswa dalam bentuk uraian berdasarkan data penelitian. 2.7 Instrumen Penelitian Untuk mendapatkan data diperlukan adanya alat pengambil data yang biasa disebut instrumen penelitian (Chaer, 2007: 37). Dalam setiap penelitian, instrumen penelitian menentukan kualitas data yang dapat dikumpulkan, sedangkan kualitas data akan dapat menentukan hasil penelitian yang dihasilkan. Penelitian ini bersifat pengamatan pada objek, oleh karena itu instrumen penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen non tes yaitu berupa penugasan kepada responden untuk dihimpun hasilnya. Hasil dari instrumen ini adalah data deskriptif kualitatif. Dalam studi dokumenter dimungkinkan diperoleh data berupa angka yang dapat diolah menjadi data nominal (Sukmadinata, 2007: 233). Akan tetapi dalam penelitian ini tidak akan dijumpai angka karena fokus penelitian ini berupa karangan. Karangan siswa dianalisis kemudian dideskripsikan bukan diberikan penilaian berupa angka. 2.8 Tahap-Tahap Penelitian Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas tiga tahap, yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Berikut ini penjelasan masing-masing. 2.8.1 Tahap Persiapan Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan ini meliputi; (1) pemilihan judul penelitian, (2) konsultasi judul penelitian, (3) pengadaan studi kepustakaan, (4) penyusunan rancangan penelitian, (5) penentuan teknik pengumpulan data. Pemilihan judul ini, dimaksudkan untuk memilih dan menetapkan judul yang akan dikaji. Konsultasi judul dimaksudkan untuk menetapkan judul yang sudah ditentukan. Pengadaan studi kepustakaan dilakukan guna mendapatkan landasan teori yang dijadikan dasar pijakan dalam penelitian. Penyusunan rancangan penelitian dilakukan untuk membuat pedoman dalam melaksanakan seluruh kegiatan sehingga sesuai dengan tujuan penelitian. Kegiatan akhir dalam tahap ini adalah penentuan teknik pengumpulan data. 2.8.2 Tahap Pelaksanaan Pada tahap ini, kegiatan yang perlu dilaksanakan adalah (1) mengumpulkan data, (2) kegiatan untuk menganalisis data, (3) kegiatan untuk menyimpulkan hasil penelitian. Pengumpulan data digunakan untuk melacak sumber-sumber informasi yang relevan dengan masalah penelitian. Pengolahan data dimaksudkan untuk memperoleh hasil analisis data secara kualitatif. Teknik yang digunakan adalah teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi untuk memperoleh hasil berupa karangan eksposisi secara utuh dengan beberapa paragraf yang kohesi dan koherensi. Temuan itulah yang menjadi sumber analisis guna memperoleh kesimpulan. Kegiatan terakhir dalam tahap ini adalah menarik kesimpulan hasil penelitian. 2.8.3 Tahap Penyelesaian Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah (1) penyusunan konsep laporan penelitian, (2) revisi laporan penelitian, (3) penggandaan laporan penelitian. Penyusunan konsep laporan penelitian dimaksudkan untuk mengomunikasikan sejelas mungkin tujuan dan hasil penelitian yang telah dicapai dalam bentuk tulisan. Revisi laporan penelitian dimaksudkan guna mengadakan perbaikan laporan penelitian yang sudah disetujui. Penggandaan laporan penelitian dimaksudkan untuk menyebarkan hasil penelitian sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Pada bab ini dipaparkan tentang karangan eksposisi siswa SMK Mambaul Ulumyang diperoleh dari penelitian dan hasil pengecekan keabsahan data. Berikut ini adalah paparan data yang disalin tampa mengubah bentuk aslinya. 3.1 Paparan Data Penelitian 3.1.1 Karangan 1 Nama Siswa : Abdul Mukit Judul Karangan : Menanam Bunga Memakai Arang Apabila anda berminat menanam bunga dengan menggunakan arang ada baiknya anda perhatikan langkah-langkah berikut ini. Langkah awal mengambil vas bunga yang tidak mudah pecah. Vas bunga yang telah terpilih diisi arang. Langkah kedua adalah memilih bunga yang akan ditanam dalam vas tersebut. Tanamlah bunga yang telah dipilih pada vas yang telah tersedia. Kemudian letakkan di tempat yang bercahaya dan usahakan jangan diletakkan di tanah karena akan mengurangi nilai keindahan. Anda bisa menggunakan kawat untuk menggantungnya atau buatkan tempat khusus dari pohon. Langkah untuk Perawatan jangan gunakan air untuk menyiram tetapi gunakanlah saja pupuk organik. Gunakanlah gunting untuk mengontrol pertumbuhan batang dan ranting. Cabutlah bila ada rumput yang tumbuh disekitarnya. 3.1.2 Karangan 2 Nama Siswa : Arifah Judul Karangan : Cara Merawat Tanaman Saat Pergi Lama Kalau bepergian relatif lama (sampai lebih 1 minggu,misalnya) tanaman tidak bisa ditinggal begitu saja, karena tanaman tidak bisa merawat dirinya sendiri. Sedangkan untuk kelangsungan hudupnya, tanaman membutuhkan air. Bagi pecinta tanaman, hal ini tentu menimbulkan masalah sendiri. Sebenarnya ada beberapa cara untuk mengatasi hal tersebut, yaitu kita bisa menggunakan teknik pengairan dengan sumbu dan pengairan dengan cara tetesan. Tehnik pengairan dengan sumbu yang harus dilakukan adalah memperhatikan lubang dasar pot yang dipilih atau digunakan. Lalu sumbu dimasukkan sampai 1/3 tinggi pot. Kemudian ujung sumbu dimasukan kedalam air. Dengan cara tetesan gunakan selang yang biasa digunakan untuk aquarium karena ada pengaturan airnya. 3.1.3 Karangan 3 Nama Siswa : Azizah Judul Karangan : Kelangkaan Barang Atau Benda Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan kelangkaan barang atau benda. Pertama, terbatasnya persedian barang atau sumber daya alam. Kedua, yaitu terbatasnya kreativitas dan kemampuan manusia untuk mengolah. Ketiga, yaitu kurang efektif dan kecerobohan manusia dalam mengolah sumber daya alam. Keempat, yaitu kebutuhan manusia yang meningkat lebih cepat daripada kemampuan manusia untuk menghasilkan pemuas kebutuhan tersebut. Adapun pengertian kelangkaan itu sendiri adalah tidak didapatkan (jumlahnya lebih kecil daripada jumlah yang dibutuhkan manusia untuk memuaskan kebutuhan). Misalnya, yang sangat langka di masyarakat saat ini adalah minyak tanah, sehingga masyarakat banyak yang beralih pada LPG. Selain harganya terjangkau., LPG juga mudah didapat di toko-toko terdekat. 3.1.4 Karangan 4 Nama Siswa : Dani Indriani Judul Karangan : Solusi Mengurangi Pengangguran dengan Wiraswasta Tahun demi tahun pertumbuhan masyarakat di Indonesia semakin meningkat akibatnya terjadi pengangguran disana-sini dan untuk mengurangi pengangguran itu kita dapat membuka usaha sendiri dengan berwiraswasta dengan memanfaatkan barang-barang bekas menjadi barang yang siap dijual dengan kreativitas kita sendiri. Selain itu kita harus berpedoman pada udjo (ulet, disiplin, jujur dan optimis). Karena dengan itu kita bisa menjadi wirausaha yang sukses. Dan apabila kita sudah menjadi wirausahaawan yang sukses kita dapat menarik karyawan dari luar dan secara tidak langsung kita sudah ikut mengurangi pengangguran yang terjadi di Indonesia. 3.1.5 Karangan 5 Nama Siswa : Dewi Nur Arifah Judul Karangan : Pengembangan Industri Pengembangan inidustri kecil dan menengah perlu ditngkatkan karena indudtri ini cukup padat karya. Daya serap mereka terhadap tenaga kerja lebih besar ketimbang daya serap perusahaan-perusahaan besar yang menggunakan mesin modern. Pentingnya pengembangan industri kecil saja karena ada pertimbangan mengurangi kesenjangan, melainkan juga karena perkembangan industri ini akan membantu mengurangi pengangguran. Dengan adanya perkembangan industri ini juga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. Sehingga, kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari bisa tercukupi. 3.1.6 Karangan 6 Nama Siswa : Fathurrosi Judul Karangan : Cara Membuat Batu Bata Cara membuat bata sebagai berikut. Sebelum kita membuat bata terlebih dahulu kita mengolah tanah yang kira-kira luas tiga meter persegi. Tanah diaduk sampai rata. Kemudian dicetak dengan rapi dan dijemur kira-kira satu hari dan di diamkan kira-kira empat hari di tempat yang kering. Alat yang digunakan adalah cangkul dan arit. 3.1.7 Karangan 7 Nama Siswa : Hakiki Judul Karangan : Perkembangan SMK Mambaul Ulum SMK Mambaul Ulum mengalami perkembangan cukup baik. Selama dua tahun berjalan sekolah ini sudah dapat mengambil perhatian dan kepercayaan masyarakat. Perkembangan yang nampak dapat dilihat dari prosentase jumlah siswa baru yang selalu meningkat setiap tahunnya. Memajukan sekolah itu memang tidak mudah karena membutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang besar. Perjuangan pertama adalah bagaimana dapat menyedot perhatian masyarakat guna memperoleh siswa baru. Pengorbanan terbesar adalah masalah waktu yang hilang karena program ini. 3.1.8 Karangan 8 Nama Siswa : Imro’atul Hasanah Judul Karangan : Penyakit AIDS yang Mewabah di Indonesia Tabel 2. Penyakit AIDS yang Mewabah di Indonesia Berdasarkan grafik di atas, penyakit AIDS yang mewabah di Indonesia untuk tahun 2004 diperkirakan mencapai 61 orang, untuk tahun 2005 mencapai 86 orang, tahun 2006 mencapai 47 orang, tahun 2007 mencapai 102 orang, tahun 2008 mencapai 137 orang, dan untuk tahun 2009 penyakit AIDS yang mewabah di Indonesia mencapai 93 orang. Jadi, penyakit AIDS yang mewabah di Indonesia yang terendah yaitu terjadi pada tahun 2006 dan yang mengalami kenaikan terjadi pada tahun 2008 yaitu mencapai 137 penduduk Indonesia. 3.1.9 Karangan 9 Nama Siswa : Khoirul Warisin Judul Karangan : Memasak Mie Instan Jika anda ingin memasak mie instan. hal pertama yang harus anda lakukan adalah menghidupkan kompor. Lalu anda tinggal meletakkan panci yang sudah berisi air. Tunggu hingga memdidih. Setelah air yang ada di dalam panci itu sudah mendidih, maka masukkan mie instan tersebut. Sambil menguggu mie tersebut masak, anda siapkan piring, lalu anda meletakkan bumbu dari mie tersebut ke dalam piring. Setelah mie tesebut matang (masak), maka hal terakhir yang harus anda lakukan adalah masukkan mie yang sudah masak kedalam piring. Lalu aduk hingga rata. Mie pun siap disajikan. 3.1.10 Karangan 10 Nama Siswa : Kiswatin Najah Judul Karangan : Penerimaan Siswa Baru SMK Mambaul Ulum jalan Wahid Hasyim Sukowono Jember. Bidang studi keahlian: bisnis menegement, program studi keahlian: tata niaga, kompetensi keahlian pemasaran. Yang saat ini sangat dibutuhkan dan memiliki peluang kerja yang sangat besar, selain itu SMK Mambaul Ulum bukan hanya mengutamakkan kecerdasan tetapi ahklak yang mulia. Syarat-syarat pendaftaran: 1. menyerahkan ijazah (SMP/yang setara)asli 2. menyerahkan foto copy STL dan ijazah sebanyak 2 lembar 3. menyerahkan foto hitam putih terbaru 3x4 sebanyak 4 lembar 4. mengisi formulir pendaftaran Bagi anda yang ingin mendaftar ke kantor SMK Mambaul Ulum lebih jelasnya, anda bisa menghubungi Bapak Ismail Maromi (0331-7863532) Bapak Ahmad Hafil Ansori (0331-7736003) Waktu Pendaftaran : 17 Mei 2010 s/d 10 Juli 2010: Buka Jam:08.00-12.00 Bebas Uang Gedung 3.1.11 Karangan 11 Nama Siswa : Latifatul Hasanah Judul Karangan : Makanan Suplemen Makanan suplemen ini mengandung serat berkadar tinggi sehingga dapat mengkonsumsi satu bungkus perhari. Dijamin kebutuhan tubuh kita akan serat tercukupi. Dengan tercukupinya kebutuhan akan serat proses metabolisme dan bunang air besar akan lancar dan kita akan terhindar dari penyakit wasir atau ambeien dan penyakit-penyakit lain sebagai akibat dari gangguan pencernaaan. Oleh karena itu, demi menjaga kesehatan kami anjurkan anda sekeluarga makan makanan yang cukup serat dan suplemen ini merupakan salah satu alternatif yang terjamin kualitasnya. 3.1.12 Karangan 12 Nama Siswa : Mabruratul Khotimah Judul Karangan : Dunia Berakhir Dunia semakin hari semakin parah saja. Menurut para ahli, tahun 2012 akan terjadi bencana yang akan menghancurkan dunia, dunia bagian selatan akan hangus dan beberapa daerah semakin tahun semakin tenggelam otomatis dunia akan kiamat. Tapi menurut Al-Quran kiamat itu tidak ditentukan waktunya hanya diterangkan tanda-tanda datangnya hari kiamat yaitu banyaknya kaum wanita yang menyerupai laki-laki begitu pula sebaliknya. Terhapusnya Al-Quran. Terbitnya matahari dari sebelah barat dan adanya hewan dabah. Namun semua itu bisa ditanggulangi yaitu dengan cara mengurangi penebangan hutan secara liar mengurangi bangunan berkaca, agar tidak terjadi pemanasan gelobal. Tetapi menurut ajaran Islam yaitu dengan cara kita harus memperbanyak ibadah dan hindari perbuatan maksiat, agar Tuhan Yang Maha Esa tidak murka. 3.1.13 Karangan 13 Nama Siswa : Mifftah H Judul Karangan : Cara Menanggulangi Banjir Pada jaman modern ini banyak orang-orang yang menebangi hutan untuk membangun rumah yang menyebabkan hutan menjadi gundul dan banyak hewan-hewan yang musnah. Hal tersebut dapat menyebabkan tanah longsor dan banjir pada musim hujan. Untuk menanggulangi banjir dapat dilakukan dengan berbagai cara. Contohnya dengan reboisasi lahan yang gundul. Membuang sampah pada tempatnya. Selain itu mmberikan sangsi pada masyarakat yang merusak lingkungan. 3.1.14 Karangan 14 Nama Siswa : Nur Indah Sari Judul Karangan : Ramalan-Ramalan Hari Kiamat Tanda-tanda kiamat telah banyak terlihat dimuka bumi ini. Diantaranya adalah banyaknya orang yang meninggalkan sholat, mudah membunuh, hilangnya amanat, dicabutnya ilmu dan banyaknya kebodahan, munculnya meteor, munculnya pembohong-pembohong yang mengaku nabi, bermegah-megahan dalam membangun masjid dan lain sebagainya. Tanda-tanda lain dan menunjukkan bahwa hari kiamat itu telah tiba adalah keluarnya Imam Mahdi. Beliau adalah keturunan Rasulullah dari sayyidina Al-Hasan. Munculnya Al-Mahdi merupakan tanda besar dari datangnya hari kiamat. Kemudian selain tanda-tanda di atas adapula tanda-tanda lain. Yaitu munculnya Dhajjal. Dhajjal akan muncul di ufuk timur disebelah tempat di pedesaan Isfalan. Dia berada di dunia selama 40 hari dan akan mengajak seluruhh umat manusia untuk mengikutinya. Dan tanda lain adalah turunya nabi Isa untuk memerangi Dajjal bersama Imam Mahdi. Ada pula Ya’juj dan Ma’juj yang merupakan keturunan dari Yafits Bin Nuh. Karena sering berbuat kerusakan di muka bumi, akhirnya Allah memerintahkan Raja Iskandar Dzul-Qarnain untuk mengisolasi mereka disebuah tempat. Pada hari kiamat mereka akan keluar dan akan membuat kerusakan dimuka bumi. Ada tiga perkara yang bila telah muncul maka tidak akan bermanfaat iman seseorang yang belum pernah iman sebelumnya atau ia belum mengusahakan kebaikan dalam imannya, yaitu terbinya matahari di ufuk barat, Dajjal dan hewan melata (Imam Muslim). Dan masih banyak tanda-tanda lainnya. 3.1.15 Karangan 15 Nama Siswa : Saeni Judul Karangan : Memasak Nasi Bagi yang masi belum pernah memasak nasi perhatikan cara memasak nasi berikut ini. Pertama cucilah beras yang akan dimasak sampai bersih. Beras yang sudah bersih dimasukkan kedalam panci dan diberi sedikit air. Langkah berikutnya, siapkan kompor dengan api yang besar dan letakkan panci tersebut di atas kompor. Tunggu hingga sekitar 30 menit. Apabila airnya telah mendidih nasi diaduk sampai air yang ad didalam panci habis. Setelah air dalam panci benar-benar habis angkat nasi ketempat lain. Nasi sudah bisa disajikan. 3.1.16 Karangan 16 Nama Siswa : Samsul Bahri Judul Karangan : Cara Mengurangi Pemanasan Gelobal Langkah yang harus kita lakukan untuk mengurangi pemanasan global adalah sebagai berikut. Jangan menebang pohon sembarangan dan akibatnya bila pohon banyak ditebangi bumi menjadi panas dan polusi dimana-mana. Langka selanjutnya adalah menanami kembali hutan yang gundul. Oleh sebab itu, marilah kita hindarkan bumi kita dari pemanasan global dengan langkah-langkah tersebut. 3.1.17 Karangan 17 Nama Siswa : Siti Holifah Judul Karangan : Penyebab Batuk Batuk sebetulnya bukan penyakit refleks. Batuk terjadi karena kita mengalami rangsangan udara yang berpolusi. Seperti asap pabrik, asap rokok, bau-bauan, dan gas yang merangsang atau kekurangan udara. Batuk juga dapat terjadi karena saluran pernafasan atau paru-paru terkena infeksi kuman-kuman tertentu. Udara dingin dan lembab dapat pula menyebabkan orang batuk. Obat batuk yang umumnya dijual dipasar terdiri atas obat atau campuran obat yang dapat mengeluarkan lendir atau riak agar saluran pernapasan bersih dari gangguan atau rangsangan penyebab batuk itu. Obat batuk jenis ini disebut ekspektoran. 3.1.18 Karangan 18 Nama Siswa : Umi Masruroh Judul Karangan : Kegiatan di Pesantren Mambaul Ulum Berikut ini adalah jadwal kegiatan yang dilakukan oleh santriwan-santriwati pondok pesantren Mambaul Ulum. Pada jam 03.30 WIB semua santri bangun untuk melakukan sholat Tahajjud. Jam 05.30 mengaji kitab Tafsirul Quran dan kitab Majususf Tsaniyah yang dipandu oleh KH. Baqir Faruq. Pada jam 07.45 santri yang sekolah SMP dan SMK berangkat ke sekolah. Jam 14.30 berangkat sekolah madrasah diniyah. Jam 19.15 mengaji kitab Irsyuadul Ibad dan kitab Fathul Qorib setelah sholat Isa. Jam 20.30 semua santri mengikuti kegiatan belajar bersama. Kemudian jam 22.00 siswa istirahat. 3.1.19 Karangan 19 Nama Siswa : Umsuroh Judul Karangan : Manfaat Lidah Buaya Lidah buaya termasuk keluarga lili. Tanaman ini tumbuh di sebagian besar wilayah Afrika. Di daerah Madagaskar juga sering ditemui lidah buaya dengan berbagai jenis. Lidah buaya memiliki gel aloevera yang berada di tengah tanaman yang berlendir. Dadinglidah buaya yang tipis, bening mirip gel dapat diperoses atau dikeruk. Aloevera dapat mengobati luka bakar tingkat satu karena mempercepat penyembuhan. Gel ini juga memiliki reputasi sebagai kosmetik kecantikan. 3.1.20 Karangan 20 Nama Siswa :Wildatul Afifah Judul Karangan : Mencegah Penyakit DBD Cara mencegah penyakit demam berdarah yaitu dengan cara 3M (menguras, mengubur, dan menutup). Menguras bak mandi seminggu sekali, menguras jamban, dan mengganti air minum burung. Mengubur kaleng-kaleng bekas dan plastik-plastik bekas agar tidak menjadi tempat beerkembangbiak nyamuk. Menutup jamban, tempaian, dan tempat sampah. 4.2 Keabsahan Data Penelitian Data penelitian ini berjumlah 20 karangan dari 20 responden. Karangan yang memenuhi syarat paragraf eksposisi berjumlah 14 karagan. Karangan tersebut yaitu karangan 1, karangan 2, karangan 3, karangan 6, karangan 7, karangan 8, karangan 9, karangan 12, karangan 14, karangan 15, karangan 17, karangan 18, karangan 19, dan karangan 20. Keempat belas karangan tersebut akan dibahas dalam bab pembahasan karena sudah memenuhi syarat karangan eksposisi. Sedangkan karangan yang tidak memenuhi syarat karangan eksposisi berjumlah enam karangan. Karangan tersebut adalah karangan 4, karangan 5, karangan 10, karangan 11, karangan 13, dan karangan 16. Karangan 4, karangan 5, dan karangan 13 merupakan karangan argumentasi. Karangan 10, karangan 11, dan karangan 16 merupakan karangan persuasi. Keenam karangan ini tidak akan dibahas dalam pembahasan karena menyimpang dari fokus penelitian ini yaitu karangan eksposisi. BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas tentang hal-hal yang berhubungan dengan kohesi dan koherensi dalam karangan eksposisi siswa kelas X SMK Mambaul Ulum yang telah dipaparkan pada bab III. Hal-hal tersebut berkenaan dengan (1) hasil analisis temuan data yang berkaitan dengan kohesi dan koherensi karangan eksposisi siswa; (2) penanda kohesi dan koherensi apa saja yang sering digunakan siswa dalam membuat karangan eksposisi. Kedua hal tersebut akan diuraikan sebagai berikut. 4.1 Hasil Analisis Data 4.1.1 Karangan 1 Karangan 1 berjudul Menanam Bunga Memakai Arang. Karangan tersebut terdiri dari dua paragraf. Paragraf pertama terdiri dari tujuh kalimat dan paragraf kedua terdiri dari tiga kalimat. Kedua paragraf dalam karangan 1 ini sudah memiliki unsur kohesi dan koherensi paragraf. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya unsur penanda kohesi dan koherensi. Penanda kohesi dalam paragraf pertama adalah referensi endoforik katafora, substitusi, repetisi dan konjungsi. Referensi endoforik katafora dapat dilihat dari kelompok kata berikut ini dalam kalimat pertama yaitu apabila anda berminat menanam bunga dengan menggunakan arang ada baiknya anda perhatikan langkah-langkah berikut ini yang merujuk pada pernyataan sesudahnya yaitu kalimat kedua langkah awal mengambil vas bunga yang tidak mudah pecah, kalimat ketiga vas bunga yang telah terpilih diisi arang, kalimat keempat langkah kedua adalah memilih bunga yang akan ditanam dalam vas tersebut, kalimat kelima tanamlah bunga yang telah dipilih pada vas yang telah tersedia, kalimat keenam kemudian letakkan di tempat yang bercahaya dan usahakan jangan diletakkan di tanah karena akan mengurangi nilai keindahan, dan kalimat ketujuh anda bisa menggunakan kawat untuk menggantungnya atau buatkan tempat khusus dari pohon. Substitusi ditandai dengan penggantian kelompok kata langkah–langkah dalam kalimat pertama menjadi kelompok kata langkah awal dalam kalimat kedua dan kelompok kata langkah kedua dalam kalimat keempat. Begitu juga kata ganti -nya pada kata menggantungkannya dalam kalimat ketujuh yang menggantikan kelompok kata vas bunga dalam kalimat kelima. Penanda repetisi terdapat pada kelompok kata vas bunga dalam kalimat kedua yang diulang dalam kalimat ketiga, kemudian kelompok kata memilih bunga dalam kalimat keempat yang diulang dalam kalimat kelima. Konjungsi dapat dilihat dari kata kemudian dalam kalimat keenam yang menyatakan pengurutan. Selain itu penanda substitusi juga digunakan dalam paragraf kedua karangan tersebut. Buktinya adalah penggunaan kata gunakanlah dalam kalimat kedua gunakanlah gunting untuk mengontrol pertumbuhan batang dan ranting dan kata cabutlah dalam kalimat ketiga cabutlah bila ada rumput yang tumbuh di sekitarnya yang menggantikan kelompok kata langkah untuk perawatan dalam kalimat pertama langkah untuk perawatan jangan gunakan air untuk menyiram tetapi gunakanlah saja pupuk organik. Penanda unsur koherensi dalam karangan tersebut adalah pengembangan paragraf dengan hubungan cara. Hubungan cara dalam karangan ini adalah cara menanam bunga dengan menggunakan arang. 4.1.2 Karangan 2 Karangan 2 ini berjudul Cara Merawat Tanaman Saat Pergi Lama. Karangan ini terdiri dari dua paragraf. Paragraf pertama terdiri dari tiga kalimat dan paragraf kedua terdiri dari empat kalimat. Kedua paragraf dalam karangan tersebut sudah kohesi dan koherensi. Dilihat dari unsur kohesi, kedua paragraf tersebut dapat dilihat dengan adanya kohesi. Dalam paragraf pertama, penanda kohesi yaitu konjungsi dan referensi endoforik anafora. Penanda konjungsi sedangkan dalam kalimat kedua yaitu sedangkan untuk kelangsungan hudupnya, tanaman membutuhkan air yang merupakan pertentangan dari kalimat pertama kalau bepergian relatif lama (sampai lebih 1 minggu, misalnya) tanaman tidak bisa ditinggal begitu saja, karena tanaman tidak bisa merawat dirinya sendiri. Pada kalimat ketiga terdapat penanda referensi endoforik anafora yaitu kelompok kata hal ini dalam kalimat bagi pecinta tanaman, hal ini tentu menimbulkan masalah sendiri yang merujuk pada pernyataan dalam kalimat pertama. Sedangkan dalam paragraf kedua kekohesian dapat ditemukan dari adanya penanda repetisi dan konjungsi. Repetisi terdapat pada kelompok kata tehnik pengairan dengan sumbu dalam kalimat kedua tehnik pengairan dengan sumbu yang harus dilakukan adalah memperhatikan lubang dasar pot yang dipilih atau digunakan yang merupakan pengulangan kelompok kata yang sama pada kalimat pertama sebenarnya ada beberapa cara untuk mengatasi hal tersebut, yaitu kita bisa menggunakan teknik pengairan dengan sumbu dan pengairan dengan cara tetesan. Begitu juga kelompok kata dengan cara tetesan dalam kalimat kelima dengan cara tetesan gunakan selang yang biasa digunakan untuk aquarium karena ada pengaturan airnya yang merupakan pengulangan dari kelompok kata yang sama pada kalimat pertama. Konjungsi terdapat pada kalimat ketiga dan keempat yaitu konjungsi lalu dalam kalimat ketiga lalu sumbu dimasukkan sampai 1/3 tinggi pot dan konjungsi kemudian dalam kalimat keempat kemudian ujung sumbu dimasukan kedalam air. Kedua konjungsi tersebut menyatakan urutan. Dilihat dari unsur koherensi paragraf pertama dikembangkan dengan hubungan latar-kesimpulan. Sedangkan paragraf kedua dikembangkan dengan hubungan cara. 4.1.3 Karagan 3 Karangan 3 berjudul Kelangkaan Barang atau Benda. Karangan ini terdiri dari dua paragraf. Paragraf pertama terdiri dari lima kalimat dan paragraf kedua terdiri dari tiga kalimat. Paragraf pertama karangan tersebut sudah memenuhi syarat kohesi dan koherensi paragraf. Tetapi paragraf kedua tidak memenuhi syarat kohesi dan koherensi. Alasanya pada paragraf pertama dapat ditemukan unsur penanda kohesi yaitu subtitusi. Penanda subtitusi ini terdapat pada kalimat pertama yaitu pada kelompok kata beberapa hal dalam kalimat ada beberapa hal yang dapat menyebabkan kelangkaan barang atau benda yang digantikan oleh kata pertama dalam kalimat pertama, terbatasnya persedian barang atau sumber daya alam yang terdapat dalam kalimat kedua, kata kedua dalam kalimat kedua, yaitu terbatasnya kreativitas dan kemampuan manusia untuk mengolah yang terdapat dalam kalimat ketiga, kata ketiga dalam kalimat ketiga, yaitu kurang efektif dan kecerobohan manusia dalam mengolah sumber daya alam yang terdapat dalam kalimat keempat, dan kata keempat dalam kalimat keempat, yaitu kebutuhan manusia yang meningkat lebih cepat daripada kemampuan manusia untuk menghasilkan pemuas kebutuhan tersebut yang terdapat dalam kelima. Berbeda dengan paragraf kedua yang tidak memenuhi syarat kohesi dan koherensi sebab antar kalimat pembangunnya tidak padu dan tidak utuh karena mengandung dua gagasan atau ide pokok. Ide pokok yang pertama adalah definisi kelangkaan dalam kalimat adapun pengertian kelangkaan itu sendiri adalah tidak didapatkan (jumlahnya lebih kecil daripada jumlah yang dibutuhkan manusia untuk memuaskan kebutuhan) yang terdapat pada kalimat pertama. Kemudian ide pokok yang kedua adalah berpindahnya masyarakat dari minyak tanah ke LPG dalam kalimat misalnya, yang sangat langka di masyarakat saat ini adalah minyak tanah, sehingga masyarakat banyak yang beralih pada LPG. Selain harganya terjangkau, LPG juga mudah didapat di toko-toko terdekat yang terdapat dalam kalimat kedua dan ketiga. Dilihat dari segi koherensi paragraf pertama dikembangkan dengan hubungan rentetan. Rentetan dimulai dari awal sampai akhir kalimat. 4.1.4 Karangan 6 Karangan 6 berjudul Cara Membuat Batu Bata. Karangan ini hanya terdiri dari satu paragraf dengan lima kalimat. Empat kalimat dalam karangan tersebut sudah memenuhi syarat kohesi dan koherensi yaitu kalimat pertama, kedua, ketiga dan keempat. Sedangkan kalimat kelima tidak memenuhi syarat kohesi dan koherensi dengan kalimat yang lain. Penanda kohesi yang terdapat pada paragraf tersebut adalah referensi endoforik katafora, konjungsi dan repetisi. Referensi endoforik katafora terdapat pada kelompok kata sebagai berikut dalam kalimat cara membuat bata sebagai berikut yang terdapat pada kalimat pertama yang merujuk pada kalimat sesudahnya yaitu kalimat kedua sebelum kita membuat bata terlebih dahulu kita mengolah tanah yang kira-kira luas tiga meter persegi kalimat ketiga tanah diaduk sampai rata, dan kalimat keempat kemudian dicetak dengan rapi dan dijemur kira-kira satu hari dan di diamkan kira-kira empat hari di tempat yang kering. Konjungsi yaitu kata sebelum dalam kalimat sebelum kita membuat bata terlebih dahulu kita mengolah tanah yang kira-kira luas tiga meter persegi yang terdapat pada kalimat kedua, dan konjungsi kemudian dalam kalimat kemudian dicetak dengan rapi dan dijemur kira-kira satu hari dan di diamkan kira-kira empat hari di tempat yang kering yang terdapat dalam kalimat keempat yang menyatakan urutan. Sedangkan penanda repetisi yaitu kata tanah dalam kalimat kedua yang diulang dalam kalimat ketiga yaitu tanah diaduk sampai rata. Penanda koherensi dalam karangan tersebut dapat dilihat dari pengembangan paragraf dengan hubungan cara. Hubungan cara yang dikembangkan dalam karangan ini adalah cara membuat batu bata. 4.1.5 Karangan 7 Berdasarkan analisis karangan 7 ini berjudul Perkembangan SMK Mambaul Ulum. Karangan ini terdiri dari dua paragraf. Masing-masing paragraf terdiri dari tiga kalimat. Paragraf pertama dan kedua karangan tersebut sudah kohesi dan koherensi. Dilihat dari unsur kohesi paragraf pertama dan kedua dapat ditentukan melalui penanda kohesi yang terdapat pada kedua karangan tersebut. Paragraf pertama, penanda kohesi yaitu referensi endoforik anafora dan repetisi. Refrensi endoforik anafora terdapat pada kelompok kata sekolah ini dalam kalimat selama dua tahun berjalan sekolah ini sudah dapat mengambil perhatian dan kepercayaan masyarakat yang terdapat pada kalimat kedua merujuk pada kelompok kata SMK Mambaul Ulum dalam kalimat SMK Mambaul Ulum mengalami perkembangan cukup baik yang terdapat dalam kalimat pertama. Repetisi terdapat pada kata perkembangan dalam kalimat perkembangan yang nampak dapat dilihat dari prosentase jumlah siswa baru yang selalu meningkat setiap tahunnya yang terdapat dalam kalimat ketiga yang merupakan pengulangan kata yang sama dalam kalimat pertama. Penanda repetisi ini juga terdapat pada paragraf kedua yaitu pengulangan kata perjuangan dalam kalimat perjuangan pertama adalah bagaimana dapat menyedot perhatian masyarakat guna memperoleh siswa baru yang terdapat dalam kalimat kedua dan kata pengorbanan dalam kalimat pengorbanan terbesar adalah masalah waktu yang hilang karena program ini yang terdapat dalam kalimat ketiga yang merupakan pegulangan dari kata yang sama dalam kalimat pertama yaitu memajukan sekolah itu memang tidak mudah karena membutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang besar. Dilihat dari unsur koherensi paragraf tersebut merupakan satu kesatuan makna yang dibangun dengan hubungan penjelasan. Penjelasan yang baerkaitan dengan perkembangan SMK Mambaul Ulum. 5.1.6 Karangan 8 Karangan 8 berjudul Penyakit AIDS yang Mewabah di Indonesia. Karangan ini terdiri dari dua paragraf. Masing-masing paragraf hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh sebab itu, karangan tersebut tidak memiliki syarat kohesi dan koherensi paragraf. Karena tidak terdapat kalimat pengembang yang menyatakan kohesi dan koherensi paragraf. Selain itu, pada dasarnya paragraf kedua dalam karangan tersebut merupakan bagian dari paragraf pertama. Kesalahan terjadi pada teknik penulisan. 5.1.7 Karangan 9 Karangan 9 berjudul Memasak Mie Instan. Karangan ini terdiri dari tiga paragraf. Paragraf pertama terdiri dari tiga kalimat, paragraf kedua terdiri dari dua kalimat, dan paragraf ketiga terdiri dari tiga kalimat. Paragraf dalam karangan tersebut yang memenuhi syarat kohesi dan koherensi adalah paragraf pertama. Sedangkan paragraf kedua dan ketiga tidak memenuhi kohesi dan koherensi paragraf. Karena pada dasarnya paragraf kedua dan ketiga merupakan bagian dari paragraf pertama sehingga kedua paragraf tersebut tidak memiliki ide pokok paragraf. Berikut ini bukti dari pernyataan tersebut. Jika anda ingin memasak mie instan. hal pertama yang harus anda lakukan adalah menghidupkan kompor. Lalu anda tinggal meletakkan panci yang sudah berisi air. Tunggu hingga memdidih. Setelah air yang ada di dalam panci itu sudah mendidih, maka masukkan mie instan tersebut. Sambil menguggu mie tersebut masak, anda siapkan piring, lalu anda meletakkan bumbu dari mie tersebut ke dalam piring. Setelah mie tesebut matang (masak), maka hal terakhir yang harus anda lakukan adalah masukkan mie yang sudah masak kedalam piring. Lalu aduk hingga rata. Mie pun siap disajikan Paragraf pertama kekohesian dapat dilihat dari penanda unsur kohesi yaitu substitusi, konjungsi, dan elipsis. Substitusi terdapat pada kelompok kata hal pertama dalam kalimat hal pertama yang harus anda lakukan adalah menghidupkan kompor yang terdapat pada kalimat kedua yang merupakan penggantian kelompok kata memasak mie instan dalam kalimat jika anda ingin memasak mie instan yang terdapat dalam kalimat pertama. Konjungsi terdapat pada kata lalu dalam kalimat lalu anda tinggal meletakkan panci yang sudah berisi air yang terdapat dalam kalimat ketiga yang menyatakan pengurutan. Sedangkan penanda elipsis terdapat dalam kalimat keempat yaitu kelompok kata panci yang sudah terisi air yang sengaja dihilangkan sehingga hanya tertulis tunggu hingga memdidih yang terdapat pada kalimat keempat karena sudah disebutkan dalam kalimat ketiga dengan tujuan efisiensi bahasa. Dilihat dari unsur koherensi karangan tersebut menggunakan pengembangan paragraf hubungan cara. Cara yang ditulis adalah memasak mie instan dari awal sampai akhir. 4.1.8 Karangan 12 Karangan 12 berjudul Dunia Berakhir. Karangan ini terdiri dari tiga paragraf. Paragraf pertama terdiri dari dua kalimat, paragraf kedua terdiri dari tiga kalimat, dan paragraf ketiga terdiri dari dua kalimat. Paragraf pertama dan kedua karangan tersebut sudah memenuhi syarat kohesi dan koherensi. Syarat kohesi dapat dilihat dengan adanya penanda kohesi yaitu subtitusi dan konjungsi. Subtitusi dapat diketahui dari kelompok kata menghancurkan dunia dalam kalimat menurut para ahli, tahun 2012 akan terjadi bencana yang akan menghancurkan dunia, dunia bagian selatan akan hangus dan beberapa daerah semakin tahun semakin tenggelam otomatis dunia akan kiamat yang terdapat dalam kalimat kedua yang merupakan penggantian dari pernyataan dalam kalimat pertama yaitu dunia semakin hari semakin parah saja. Penanda konjungsi ditandai dengan kata yaitu dalam kalimat menurut Al-Quran kiamat itu tidak ditentukan waktunya hanya diterangkan tanda-tanda datangnya hari kiamat yaitu banyaknya kaum wanita yang menyerupai laki-laki begitu pula sebaliknya yang terdapat pada kalimat pertama paragraf kedua yang menyatakan penjelasan. Pada dasarnya kalimat ketiga paragraf kedua merupakan bagian dari kalimat kedua yaitu penjelasan tanda-tanda kiamat. Berikut ini bukti pernyataan tersebut. Tapi menurut Al-Quran kiamat itu tidak ditentukan waktunya hanya diterangkan tanda-tanda datangnya hari kiamat yaitu banyaknya kaum wanita yang menyerupai laki-laki begitu pula sebaliknya. Terhapusnya Al-Quran. Terbitnya matahari dari sebelah barat dan adanya hewan dabah. Syarat koherensi dalam karangan tersebut dilihat dari pengembangan paragraf dengan hubungan penjelasan. Pengembangan penjelasan dalam karangan tersebut adalah penjelasan tentang dunia yang akan berakhir. Berbeda dengan paragraf ketiga yang tidak memenuhi syarat kohesi dan koherensi. Paragraf tersebut bukan merupakan kesatuan bentuk dan kesatuan makna karena kalimat pembangunnya tidak saling berhubungan dan memiliki dua ide pokok. Ide pokok yang pertama adalah cara menanggulangi kiamat yang terdapat dalam kalimat namun semua itu bisa ditanggulangi yaitu dengan cara mengurangi penebangan hutan secara liar mengurangi bangunan berkaca, agar tidak terjadi pemanasan gelobal yang terdapat pada kalimat pertama. Sedangkan Ide pokok yang kedua adalah cara menanggulangi kiamat dalam pandangan Islam yang terdapat dalam kalimat tetapi menurut ajaran Islam yaitu dengan cara kita harus memperbanyak ibadah dan hindari perbuatan maksiat, agar Tuhan Yang Maha Esa tidak murka yang terdapat dalam kalimat kedua. Kedua ide pokok tersebut terdapat dalam satu paragraf. 4.1.9 Karangan 14 Karangan 14 berjudul Ramalan–Ramalan Hari Kiamat. Karangan ini terdiri dari enam paragraf. Paragraf pertama terdiri dari dua kalimat, paragraf kedua dan ketiga terdiri dari tiga kalimat, paragraf keempat terdiri dari satu kalimat, paragraf kelima terdiri dari tiga kalimat, dan pargraf keenam terdiri dari dua kalimat. Karangan 14 ini paragraf yang memenuhi syarat kohesi dan koherensi adalah paragraf pertama, kedua, ketiga dan kelima. Paragraf pertama kekohesian dapat dilihat dari adanya penanda kohesi yaitu jenis substitusi. Kata ganti -nya pada kata diantaranya dalam kalimat diantaranya adalah banyaknya orang yang meninggalkan sholat, mudah membunuh, hilangnya amanat, dicabutnya ilmu dan banyaknya kebodahan, munculnya meteor,munculnya pembohong-pembohong yang mengaku nabi, bermegah-megahan dalam membangun masjid dan lain sebagainya yang terdapat dalam kalimat kedua merupakan pengganti dari kelompok kata tanda-tanda kiamat pada kalimat pertama yaitu tanda-tanda kiamat telah banyak terlihat dimuka bumi ini. Dalam paragraf kedua unsur penanda kohesi yaitu substitusi dan sinonim. Substitusi terdapat pada kata beliau dalam kalimat beliau adalah keturunan Rasulullah dari sayyidina Al-Hasan yang terdapat pada kalimat kedua yang merupakan pengganti kelompok kata Imam Mahdi pada kalimat pertama. Sinonim terdapat pada kata munculnya pada kalimat munculnya Al-Mahdi merupakan tanda besar dari datangnya hari kiamat yang terdapat pada kalimat ketiga yang merupakan padanan dari kata keluarnya pada kalimat tanda-tanda lain dan menunjukkan bahwa hari kiamat itu telah tiba adalah keluarnya Imam Mahdi yang terdapat pada kalimat pertama. Dalam paragraf kedua unsur penanda kohesi adalah repetisi dan substitusi. Repitisi terdapat pada kata Dhajjal dalam kalimat Dhajjal akan muncul di ufuk timur disebelah tempat di pedesaan Isfalan yang terdapat dalam kalimat kedua yang merupakan pengulangan dari kata yang sama dalam kalimat pertama. Substitusi terdapat pada kata dia dalam kalimat dia berada di dunia selama 40 hari dan akan mengajak seluruh umat manusia untuk mengikutinya yang terdapat dalam kalimat ketiga yang merupakan kata ganti Dhajjal pada kalimat pertama. Kemudian paragraf kelima, penanda kohesi adalah substitusi yang terdapat pada kata mereka dalam kalimat karena sering berbuat kerusakan di muka bumi, akhirnya Allah memerintahkan Raja Iskandar Dzul-Qarnain untuk mengisolasi mereka disebuah tempat yang terdapat pada kalimat kedua merupakan kata ganti dari Ya’juj dan Ma’juj’dalam kalimat pertama. Kata mereka juga terdapat pada kalimat ketiga yang menggantikan kelompok kata Ya’juj dan Ma’juj dalam kalimat pertama yaitu ada pula Ya’juj dan Ma’juj yang merupakan keturunan dari Yafits Bin Nuh. Unsur penanda koherensi yang ditemukan dalam karangan tersebut adalah alasan sebab, penjelasan, dan cara. Pengembangan dengan cara alasan sebab terdapat pada paragraf pertama. Pengembangan dengan hubungan penjelasan terdapat pada paragraf kedua dan kelima. Kemudian pengembangan dengan hubungan cara terdapat paragraf ketiga. Paragraf keempat dan keenam tidak memenuhi syarat paragraf kohesi dan koherensi. Alasan pertama paragraf keempat hanya terdiri dari satu kalimat yaitu dan tanda lain adalah turunya nabi Isa untuk memerangi Dajjal bersama Imam Mahdi. Selain itu penggunaan kata penghubung di awal kalimat. Alasan kedua paragraf keenam kalimat pembangunnya tidak saling berhubungan. Berikut ini bukti penjelasan tersebut. Ada tiga perkara yang bila telah muncul maka tidak akan bermanfaat iman seseorang yang belum pernah iman sebelumnya atau ia belum mengusahakan kebaikan dalam imannya, yaitu terbinya matahari di ufuk barat, Dajjal dan hewan melata (Imam Muslim). Dan masih banyak lagi tanda-tanda yang lainnya. Selain itu, kalimat kedua dalam paragraf tersebut terdapat kesalahan penulisan yaitu penggunaan kata penghubung intra kalimat di awal kalimat. 4.1.10 Karangan 15 Karangan 15 berjudul Memasak Nasi. Karangan ini hanya terdiri satu paragraf dengan delapan kalimat. Paragraf dalam karangan tersebut sudah memenuhi syarat kohesi dan koherensi. Kekohesian paragraf tersebut dibuktikan dengan adanya penanda kohesi yaitu referensi endoforik katafora, substitusi, konjungsi, repetisi dan elipsis. Referensi endoforik katafora terdapat pada kelompok kata berikut ini dalam kalimat bagi yang masih belum pernah memasak nasi perhatikan cara memasak nasi berikut ini yang merujuk pada pernyataan sesudahnya yaitu kalimat kedua pertama cucilah beras yang akan dimasak sampai bersih, kaliamat ketiga beras yang sudah bersih dimasukkan kedalam panci dan diberi sedikit air, kalimat keempat langkah berikutnya, siapkan kompor dengan api yang besar dan letakkan panci tersebut di atas kompor, kalimat kelima tunggu hingga sekitar 30 menit, kalimat keenam apabila airnya telah mendidih nasi diaduk sampai air yang ad didalam panci habis, kaliamt ketujuh setelah air dalam panci benar-benar habis angkat nasi ketempat lain, dan kalimat kedelapan nasi sudah bisa disajikan. Substitusi dapat dilihat dari penggunaan kata pertama dalam kalimat kedua yang merupakan penggantian dari kelompok kata cara memasak nasi dalam kalimat pertama. Selain itu substitusi juga terdapat dalam penggunaan kata ganti -nya pada kata berikutnya dalam kalimat keempat dan kata airnya dalam kalimat kenam. Penanda repetisi yaitu terdapat pada kata beras dalam kalimat kedua yang diulang dalam kalimat ketiga. Kemudian kata nasi dalam paragraf pertama yang diulang dalam kalimat kedelapan. Penanda elipsis terdapat pada kalimat kelima yaitu penghilanggan kelompok kata panci di atas kompor sehingga hanya tertulis tunggu hingga sekitar 30 menit karena sudah ditulis dalam kalimat keempat dengan tujuan efisiensi bahasa. Sedangkan penanda konjungsi dapat dilihat pada kata apabila dalam kalimat keenam dan kata setelah dalam kalimat ketujuh yang menyatakan hubungan syarat. Penanda unsur koherensi ditandai dengan pengembangan paragraf tersebut dengan hubungan cara. Cara yang dikembangkan dalam karangan tersebut adalah memasak nasi. 4.1.11 Karangan 17 Karangan 17 berjudul Penyebab Batuk. Karangan ini terdiri dari dua paragraf. Paragraf pertama terdiri dari lima kalimat dan paragraf kedua terdiri dari dua kalimat. Kedua paragraf dalam karangan tersebut sudah memiliki syarat paragraf kohesi dan koherensi. Paragraf pertama unsur kohesi ditandai dengan adanya penanda kohesi yaitu subtitusi. Subtitusi terdapat pada kelompok kata rangsangan udara yang berpolusi dalam kalimat batuk terjadi karena kita mengalami rangsangan udara yang berpolusi yang terdapat dalam kalimat kedua merupakan penggantian dari kata refleks pada kalimat batuk sebetulnya bukan penyakit refleks yang terdapat dalam kalimat pertama. Begitu juga pada kalimat ketiga seperti asap pabrik, asap rokok, bau-bauan, dan gas yang merangsang atau kekurangan udara, kalimat keempat batuk juga dapat terjadi karena saluran pernafasan atau paru-paru terkena infeksi kuman-kuman tertentu, dan kalaimat kelima udara dingin dan lembab dapat pula menyebabkan orang batuk yang merupakan subtitusi dari pernyataan pada kaliamat pertama. Pada paragraf kedua terdapat penanda kohesi jenis referensi endoforik anafora yaitu kelompok kata jenis ini dalam kalimat obat batuk jenis ini disebut ekspektoran yang merujuk pada kelompok kata obat batuk pada kalimat sebelumnya yaitu obat batuk yang umumnya dijual dipasar terdiri atas obat atau campuran obat yang dapat mengeluarkan lendir atau riak agar saluran pernapasan bersih dari gangguan atau rangsangan penyebab batuk itu yang terdapa dalam kalimat pertama. Dilihat dari unsur koherensi paragraf pertama dikembangkan dengan cara identifikasi. Sedangkan paragraf kedua dikembangkan dengan hubungan penjelasan. 4.1.12 Karangan 18 Karangan 18 berjudul Kegiatan di Pesantren Mambaul Ulum. Karangan ini terdiri dari satu paragraf dengan delapan kalimat. Paragraf dalam karangan tersebut sudah memiliki unsur kohesi dan koherensi paragraf. Kohesi dapat dilihat dari adanya penanda kohesi yaitu referensi endoforik katafora, sinonim dan repetisi. Referensi endoforik katafora dapat dilihat dari kelompok kata berikut ini dalam kalimat pertama yang merujuk pada pernyataan sesudahnya yaitu kalimat kedua pada jam 03.30 WIB semua santri bangun untuk melakukan sholat Tahajjud. Jam 05.30 mengaji kitab Tafsirul Quran dan kitab Majususf Tsaniyah yang dipandu oleh KH. Baqir Faruq, kalimat ketiga pada jam 07.45 santri yang sekolah smp dan smk berangkat ke sekolah, kalimat keempat jam 14.30 berangkat sekolah madrasah diniyah, kalimat kelima jam 19.15 mengaji kitab Irsyuadul Ibad dan kitab Fathul Qorib setelah sholat Isa, kalimat keenam jam 20.30 semua santri mengikuti kegiatan belajar bersama, dan kalimat ketujuh kemudian jam 22.00 siswa istirahat. Sinonim terdapat pada kata jam yang merupakan padanan dari kata jadwal. Repetisi yaitu pengulangan kata jam dalam kalimat kedua sampai kalimat kedelapan. Koherensi dapat dilihat dalam karangan tersebut yaitu pengembangan karangan dengan hubungan rentetan. 4.1.13 Karangan 19 Karangan 19 berjudul Manfaat Lidah Buaya. Karangan ini terdiri dari dua paragraf. Paragraf pertama terdiri dari tiga kalimat dan paragraf kedua terdiri dari empat kalimat. Paragraf pertama menjelaskan tentang tempat tubuhnya tanaman lidah buaya. Kemudian paragraf kedua menjelaskan tentang manfaat tanaman lidah buaya. Paragraf pertama dan kedua tidak kohesi dan koherensi. Paragraf pertama tidak mempunyai ide pokok paragraf karena paragraf pertama menjelaskan kelompok tumbuhan lidah buaya yaitu lidah buaya termasuk keluarga lili. Sedangkan kalimat kedua menjelaskan tempat tumbuhnya tanaman lidah buaya yaitu tanaman ini tumbuh di sebagian besar wilayah Afrika dan kalimat ketiga di daerah Madagaskar juga sering ditemui lidah buaya dengan berbagai jenis. Selain tidak mempunyai ide pokok paragraf, kedua paragraf tersebut terdapat kalimat yang tidak menyatu dan padu. Kalimat tersebut adalah kalimat pertama paragraf pertama yaitu lidah buaya termasuk keluarga lili dan kalimat pertama paragraf kedua yaitu lidah buaya memiliki gel aloevera yang berada di tengah tanaman yang berlendir. 4.1.14 Karangan 20 Karangan 20 berjudul Mencegah Penyakit DBD. Karangan ini terdiri dari satu paragraf dengan empat kalimat. Paragraf tersebut sudah memenuhi syarat kohesi dan koherensi. Dari segi kohesi dapat dilihat dengan adanya penanda unsur kohesi jenis repetisi yaitu kata menguras dalam kalimat menguras bak mandi seminggu sekali, menguras jamban, dan mengganti air minum burung yang terdapat dalam kalimat kedua, kata mengubur dalam kalimat mengubur kaleng-kaleng bekas dan plastik-plastik bekas agar tidak menjadi tempat beerkembangbiak nyamuk yang terdapat dalam kalimat ketiga, dan kata menutup dalam kalimat menutup jamban, tempaian, dan tempat sampah yang terdapat dalam kalimat keempat yang merupakan pengulangan kata yang sama yaitu cara mencegah penyakit demam berdarah yaitu dengan cara 3M (menguras, mengubur, dan menutup) yang terdapat dalam kalimat pertama. Dari segi koherensi paragraf tersebut dikembangkan dengan hubungan cara. 4.2 Penanda Kohesi Dan Koherensi yang Sering Digunakan Dalam Karangan Eksposisi Siswa 4.2.1 Penanda kohesi Penanda kohesi yang sering digunakan dalam karangan eksposisi siswa adalah referensi endoforik anafora, referensi endoforik katafora, sinonim, konjungsi, repetisi, subtitusi, dan elipsis. Masing-masing penanda kohesi tersebut akan dijabarkan berikut ini. 4.2.1.1 Referensi endoforik anafora Referensi endofrik anafora merupakan penanda kohesi yang merujuk pada pernyataan sebelumnya. Referensi endofrik anafora ini antara lain terdapat pada karangan 2, karangan 7, karangan 17. Dalam karangan 2 terdapat pada kalimat ketiga paragraf pertama yaitu kelompok kata hal ini yang merujuk pada pernyataan dalam kalimat sebelumnya yaitu kalimat pertama. Karangan 7, penanda ini terdapat pada kelompok kata sekolah ini dalam kalimat kedua paragraf pertama yang merujuk pada kelompok kata SMK Mambaul Ulum dalam kalimat pertama. Kemudian dalam karangan 17, penanda refrensi endoforik anafora yaitu kata ini dalam kalimat kedua paragraf kedua yang merujuk pada kelompok kata obat batuk pada kalimat sebelumnya yaitu kalimat pertama. 4.2.1.2 Referensi endoforik katafora Referensi endofrik katafora merupakan penanda kohesi yang merujuk pada pernyataan sesudahnya. Referensi endofrik katafora ini antara lain terdapat pada karangan 1, karangan 15, karangan 18. Karangan 1, penanda ini terdapat pada kelompok kata berikut ini dalam kalimat pertama paragraf pertama yang merujuk pada pernyataan sesudahnya. Dalam karangan 15, referensi endoforik katafora terdapat pada kelompok kata berikut ini dalam kalimat pertama yang merujuk pada pernyataan sesudahnya. Sedangkan dalam karangan 18, penanda referensi endoforik katafora dapat dilihat dari kelompok kata berikut ini dalam kalimat pertama yang merujuk pada pernyataan sesudahnya. Kelompok kata berikut ini sama-sama menandai adanya penanda referensi endoforik katafora. 4.2.1.3 Sinonim Sinonim merupakan bagian dari penanda kohesi leksikal yang menyatakan persamaan makna kata atau kelompok kata. Dalam karangan ini penanda sinonim digunakan sebanyak dua kali yaitu pada karangan 14 dan karangan 18. dalam kanrangan 14, Sinonim terdapat pada kata munculnya pada kalimat ketiga paragraf kedua yang merupakan padanan dari kata keluarnya pada kalimat pertama. Sedangkan dalam karangan 18, Sinonim terdapat pada kata jam yang merupakan padanan dari kata jadwal. 4.2.1.4 Konjungsi Konjungsi merupakan salah satu penanda kohesi gramatikal yang berupa kata penghubug antar dua buah konstituen. Dalam hal ini konstituen yang sering digunakan adalah kalimat. Konjungsi dalam karangan eksposisi siswa ini terdapat pada karangan 1, karangan 2, karangan 6, karangan 9, karangan 12, dan karangan 15. Karangan 1, Konjungsi dapat dilihat dari kata kemudian dalam kalimat keenam paragraf kedua yang menyatakan pengurutan. Karangan 2, dapat dilihat dengan adanya penanda konjungsi sedangkan dalam kalimat kedua paragraf kedua yang menyatakan pertentangan dari kalimat pertama. Karagan 9, penanda ini terdapat pada kata lalu dalam kalimat ketiga paragraf kedua yang menyatakan pengurutan. Dalam karangan 12, penanda konjungsi terdapat pada kata yaitu pada kalimat kedua paragraf kedua. Begitu juga dalam karangan 15, penanda ini dapat dilihat pada kata apabila dalam kalimat keenam dan kata setelah dalam kalimat ketujuh yang menyatakan hubungan syarat. 4.2.1.5 Repetisi Repetisi merupakan penanda kohesi leksikal yang merupakan pengulangan kata atau kelompok kata. Repetisi ini terdapat dalam karangan 1, karangan 2, karangan 6, karangan 7, karangan 14, karangan 15, karangan 17, karangan 18 dan karangan 20. Karangan 1, repetisi terdapat pada kelompok kata vas bunga dalam paragraf pertama kalimat kedua yang diulang dalam kalimat ketiga, kemudian kelompok kata memilih bunga dalam kalimat keempat yang diulang dalam kalimat kelima. Karangan 2, repetisi dapat dilihat dari paragraf kedua yaitu kelompok kata tehnik pengairan dengan sumbu dalam kalimat kedua yang merupakan pengulangan kelompok kata yang sama pada kalimat pertama. Begitu juga kelompok kata dengan cara tetesan dalam kalimat kelima yang merupakan pengulangan dari kelompok kata yang sama pada kalimat pertama. Karangan 6, unsur penanda repetisi ditandai oleh kata tanah dalam kalimat kedua yang diulang dalam kalimat ketiga. Dalam karangan 7, penanda ini terdapat pada kata perkembangan dalam kalimat ketiga paragraf pertama yang merupakan pengulangan kata perkembangan dalam kalimat pertama. Begitu juga dalam paragraf kedua yaitu pengulangan kata perjuangan dalam kalimat kedua dan kata pengorbanan dalam kalimat ketiga yang merupakan pegulangan dari kata yang sama dalam kalimat pertama. Karangan 14, penanda ini terdapat dalam paragraf kedua yaitu pada kata Dajjal dalam kalimat kedua yang merupakan pengulangan dari kata yang sama dalam kalimat pertama. Kemudian dalam karangan 15, repetisi terdapat pada kata beras dalam kalimat kedua yang diulang dalam kalimat ketiga. Karangan 17, terdapat pada kelompok kata rangsangan udara yang berpolusi dalam kalimat kedua paragraf pertama yang merupakan penggantian dari kata refleks pada kalimat pertama. Begitu juga pada kalimat ketiga, kalimat keempat dan kalaimat kelima yang merupakan lawan makna dari pernyataan pada kaliamat pertama. Kemudian kata nasi dalam paragraf pertama yang diulang dalam kalimat kedelapan. Begitu juga dalam karangan 18, repetisi yaitu pengulangan kata jam dalam kalimat kedua sampai kalimat kedelapan. Selain itu dalam karangan 20 jenis repetisi yaitu kata menguras dalam kalimat kedua, kata mengubur dalam kalimat ketiga, dan kata menutup dalam kalimat keempat yang merupakan pengulangan kata yang sama dalam kalimat pertama. 4.2.1.6 Subtitusi Subtitusi merupakan unsur penanda kohesi gramatikal yaitu penggantian kata atau kelompok kata dengan kata atau kelompok kata yang berbeda dengan tujuan memperjelas maksud. Subtitusi dalam karangan eksposisi siswa ini terdapat pada karangan 1, karangan 3, karangan 9, karangan 12, karangan 14, dan karangan 15. Karangan 1, penanda subtitusi terdapat pada penggantian kelompok kata langkah-langkah dalam kalimat pertama paragraf pertama menjadi kelompok kata langkah awal dalam kalimat kedua dan kelompok kata langkah kedua dalam kalimat keempat. Begitu juga kata ganti -nya pada kalimat keenam yang menggantikan kelompok kata vas bunga dalam kalimat kelima. Karangan 3, subtitusi terdapat pada paragraf pertama yaitu kata pertama dalam kalimat kedua, kata kedua dalam kalimat ketiga, kata ketiga dalam kalimat keempat, dan kata keempat dalam kalimat kelima yang merupakan substitusi dari kata beberapa dalam kalimat pertama. Karangan 9, penanda subtitusi terdapat pada kelompok kata hal pertama dalam kalimat kedua yang merupakan penggantian kelompok kata memasak mie instan dalam kalimat pertama. Karangan 12, penanda ini terdapat pada paragraf pertama yaitu kelompok kata menghancurkan dunia dan dunia akan kiamat dalam kalimat kedua yang merupakan penggantian dari pernyataan dalam kalimat pertama yaitu Dunia semakin hari semakin parah saja. Dalam karangan 14, penanda ini dapat dilihat dari paragraf pertama yaitu kata ganti -nya dalam kalimat kedua merupakan pengganti dari kelompok kata tanda-tanda kiamat pada kalimat pertama, kemudian dalam paragraf kedua yaitu terdapat pada kata beliau dalam kalimat kedua yang merupakan pengganti kelompok kata Imam Mahdi pada kalimat pertama, substitusi juga terdapat pada kata dia dalam kalimat ketiga paragraf ketiga yang merupakan kata ganti Dajjal pada kalimat pertama, selain itu dalam paragraf kelima, penanda substitusi terdapat pada kata mereka dalam kalimat kedua dan ketiga yang merupakan kata ganti dari Ya’juj dan Ma’juj dalam kalimat pertama. Dalam karangan 15, penanda ini terdapat pada penggunaan kata pertama dalam kalimat kedua yang merupakan penggantian dari kelompok kata cara memasak nas dalam kalimat pertama. Selain itu substitusi juga terdapat dalam penggunaan kata ganti -nya dalam kalimat keempat dan kenam. 4.2.1.7 Elipsis Elipsis merupakan penanda kohesi gramatikal yaitu penghilangan kata atau kelompok kata dengan tujuan efisiensi bahasa dan kemudahan memahami bahasa. Penanda elipsis ini terdapat pada karangan 9 dan karangan 15. Dalam karangan 9 dapat dilihat pada kalimat keempat paragraf pertama yaitu kelompok kata panci yang sudah terisi air yang sengaja dihilangkan karena sudah disebutkan dalam kalimat ketiga dengan tujuan efisiensi bahasa. Kemudian dalam karangan 15 penanda elipsis terdapat pada kalimat kelima yaitu penggunaan penghilangan kelompok kata panci diatas kompor karena sudah di sebukan dalam kalimat sebelumnya. 4.2.2 Penanda Koherensi Penanda koherensi yang terdapat dalam karangan ini antara lain adalah penanda hubungan cara, hubungan penjelasan, hubungan rentetan, hubungan identifikasi, latar-kesimpulan, dan hubungan alasan-sebab. Penanda hubungan cara terdapat pada karangan 1, karangan 2 paragraf pertama, karangan 6, karangan 14 paragraf ketiga, karangan 15, dan karangan 20. penanda hubungan penjelasan terdapat pada karangan 7, karangan 12, karangan 14 paragraf dua dan lima, karangan 17 paragraf kedua. Penanda hubungan rentetan terdapat pada karangan 3 paragraf pertama dan karangan 18. Penanda hubungan identifikasi terdapat pada karangan 17 paragraf pertama. Penanda hubungan latar-kesimpulan terdapat pada karangan 2 paragraf pertama. Kemudian penanda hubungan alasan-sebab terdapat pada karangan 14 paragraf pertama. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut. 5.1.1 Data penelitian berjumlah 20 karangan dari 20 responden. Setelah dilakukan pengecekan keabsahan data sesuai fokus penelitian yaitu karangan eksposisi, data yang memenuhi kriteria karangan eksposisi berjumlah 14 karangan dilihat dari ciri-ciri dan pola pengembangan paragraf. Karangan tersebut antara lain Karangan 1, karangan 2, karangan 3, karangan 6, karangan 7, karangan 8, karangan 9, karangan 12, karangan 14, karangan 15, karangan 17, karangan 18, karangan 19, dan karangan 20. Sedangkan enam karangan lainnya tidak memenuhi kriteria karangan eksposisi. Karangan tersebut antara lain karangan 4, karangan 5, karangan 10, karangan 11, karangan 13, dan karangan 16. Karangan 4, karangan 5, dan karangan 13 merupakan karangan argumentasi. Karangan 10, karangan 11, dan karangan 16 merupakan karangan persuasi. 5.1.2 Karangan siswa yang dibahas dalam penelitian ini berjumlah 14 karangan eksposisi. Dilihat dari segi kohesi dan koherensi paragraf pembangunnya, karangan eksposisi siswa kelas X SMK Mambaul Ulum yang memenuhi syarat kohesi dan koherensi adalah karangan 1, karangan 2, karangan 3 paragraf pertama, karangan 6 yaitu kalimat kesatu, kedua, ketiga, dan keempat, karangan 7, karangan 9 paragraf pertama, karangan 12 paragraf pertama dan kedua, karangan 14 paragraf pertama, kedua, ketiga, dan kelima, karangan 15, karangan 17, karangan 18, dan karangan 20. Sedangkan karangan yang tidak memenuhi syarat paragraf kohesi dan koherensi adalah karangan 3 paragraf kedua, karangan 6 kalimat kelima, karangan 8, karangan 9 paragraf kedua dan ketiga, karangan 12 paragraf ketiga, karangan 14 paragraf keempat dan keenam, dan karangan 19. 5.1.3 Penanda kohesi dan yang sering digunakan siswa kelas X SMK Mambaul Ulum Sukowono Jember dalam membuat karangan eksposisi adalah referensi endofora anafora, referensi endofora katafora, sinonim, konjungsi, repetisi, subtitusi, dan elipsis. Sementara itu penanda hubungan koherensi yang sering digunakan siswa adalah penanda hubungan cara, hubungan penjelasan, hubungan rentetan, hubungan identifikasi, latar-kesimpulan, dan hubungan alasan-sebab. 5.2 Saran Berikut ini Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh. 5.2.1 Bagi siswa kelas X SMK Mambaul Ulum, dapat dijadikan bahan masukan untuk lebih memperhatikan dan teliti dalam menulis karangan, khususnya karangan eksposisi dengan paragraf pembangun yang kohesi dan koherensi. 5.2.2 Bagi guru bahasa Indonesia, hendaknya memberikan latihan-latihan kepada siswa yang melakukan kesalahan dalam membuat karangan agar siswa lebih mengerti tentang konsep penulisan karangan khususnya karangan eksposisi dengan paragraf yang kohesi dan koherensi. Selain itu, guru hendaknya memberikan tindakan lebih lanjut dalam pembelajaran dengan penelitian tindakan kelas (PTK). Dengan demikian siswa tidak melakukan kesalahan lagi dalam pembelajaran yang selanjutnya. 5.2.3 Bagi penliti selanjutnya, diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut karena masih terdapat karangan eksposisi siswa yang paragraf pembangunya tidak kohesi dan tidak koherensi.

[+/-] Selengkapnya...

Senin, 29 Juni 2009

Alur Kehidupan

Asal...
Tanah...
Tanaman...
Buah...
Kandungan...
Mungil...
Bermain...
CINTA...
Merdeka...
Senja...
Malam...
Mati...
Kembali...
Tanah...

Karya: Rudi Aprianto



[+/-] Selengkapnya...

Senin, 15 Juni 2009

Biodata Diri

Namaku Rudi Aprianto.Aku dilahirkan di sebuah kota kecil tempat dimana orang mengenal kota itu dengan sebutan "Kota Tape".yaa...benar kota itu Bondowoso!!! 2 April 1987 adalah hari paling bersejarah bagiku,kenapa tidak itu adalah hari pertamaku berada di bumi yang teramat indah ini.Aku suka nonton sepak bola tapi tidak bisa kalau main.Bisanya hanya berkomentar saja,tidak lebih.Pendidikan pertamaku aku selesaikan di Wonosuko,kampung tempat dimana aku menghabiskan hari-hariku.Waktu itu aku senang sekali ketika aku lulus dari "nol besar".Sampai SMA aku masi mengenyam pendidikan di kota kecil itu.Hanya kuliahnys saja aku ke kota tetangga.tapi aku senang dan bangga jadi orang Bondowoso.Mangkanya aku tak ingin hudup jauh-jauh dari kota bersejarah itu.Sekarang aku sudah berusia 22 tahun dan sudah bisa serta fasih membedakan baik dan buruk.085 231 134 143 adalah akses utama untuk mengenal aku lebih jauh.Trimakasih atas kunjungannya....



[+/-] Selengkapnya...

Senin, 01 Juni 2009

Rudi Aprianto


PERTANYAAN DIRI
Tuhan mengapa semua ini terjadi...????
Disaat cinta ini mulai bersemi
Saat rasa memiliki tumbuh diantara kami.
Kau Tega akhiri cerita ini

Aku butuh dia
Aku sanyang dia
aku cinta dia
sekarang, besok, lusa, dan selamanya...

Tak sanggup aku hadapi kenyataan pahit ini
Teriris luka menyaayat hati...

Ini cobaan, teguran, ataukah hukuman-Mu...???
Insan tak berdaya ini coba ikhlas menerima
Satu keyakinan pasti
Cobaan, ujian, tak ada yang kelewat batas


Semua yang telah pergi
Tak'kan pernah kembali
Bagaimana menjalani hidup tampa seseorang yang kusayangi
Demi orang lain yang rela meyayangi
Itulah kenyaatan yang harus aku jalani

Menatap masa depan dengan pasti....
Terima kasih Atas semuanya
Tuhan....

[+/-] Selengkapnya...

Senin, 13 April 2009

Cerpen

GELAR ALMARHUM UNTUK ORANG TUA

OLEH

RUDI APRIANTO

Jaka adalah seseorang mahasiswa yang suka membaca. Teman-temannya sampai menjuliki dia si kutu buku. Tiada hari baginya tampa membaca dan tampa keperpustakaan. Setiap pulang kuliah jaka selalu menyempatkan untuk mampir keperpus. Mungkin hamper semua buku diperpustakaan telah dipegang dan ketahui isisya. Hari-harinya dia habiskan hanya untuk membaca karya orng lain itu. Memang dia tidak kebingungan untuk memikirkan biaya hidupnya karena jaka adalah anak orang yang perekonomiaanya mapan. Semua keperluan hidup jaka sudah ada yang menanggungnya. Apalagidia anak tunggal di keluarganya.
Urusan kuliah bukan masalah sulit bagi jaka. Dengan pengetahuan yang dia dapat dari hobinya itu semua mata kuliah dilibasnya. Bahkan jaka bertekat untuk lulus lebih awal dibandingkan teman seangkatannya. Membuktikan bahwa seorang kutu buku yang saling di lontarkan padanya jauh lebih pintar dari yang mengucapkannya.
Orang tua Jaka mengharapkan Jaka dapat menjadi penerus keturunan mereka. Sering mereka mengingatkan kepada Jaka selain mencari ilmu dan gelar di kampus agar Jaka juga mencari pasangan hidup yang cocok baginya. Jaka memang dimanja sejak kecil oleh orang tuanya karena dia anak semata wayang di keluarga itu. Sebatas mengingatkan saja agar Jaka lulus tepat waktu dan menikah secepatnya adalah keinginan kedua orang taunya. Tapi Jaka mengabaikan keinginan orang tuanya itu. Dia lebih suka seperti kebiasaanya setiap hari daripada harus mencari pacar.
Jaka tidak banyak kenal dengan lawan jenis. Sejak dilahikan sampai sekarang usianya 22 tahun dia belum pernah berpacaran. Setiap cewek yang mendekatinya hanya bila butuh bantuan saja. Mengerjakan tugas kuliah, minta pendapat atau apa saja yang sekiranya berkaitan dengan kutu buku ini. Selain itu, siapa yang mau mendekatin cowok tak menarik seperti jaka. Dengan kacamata besar, membuat model 70an, pakaian pas-pasan tentu tak ada cewek yang mau jadi teman apalagi pacarnya. Jaka anak orang kaya, tapi dia tdak pernah menggunakan materi yang dimiliki itu untuk merawat bahkan mengubah penampilannya yang sudah parno. Malah dia menambah koleksi buku di perpustakaan pribadinya.
Beberapa bulan lagi Jaka sudah dapat mengajukan skirpsi sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana. Rupanya tekad Jaka akan menjadi kenyataan yakni lulus lebih awal dan mempercundangi teman angkatnya yang sering melihat Jaka dengan sebelah mata. Tapi kini Jaka terlihat bingung. Bukan karena masalah skipsi, juga bukan masalah biaya. Jaka bingung karena seringnya orang tua mengingatkan telah menjadi desakan baginya untuk segera mencari pendamping hidup. Dalam benaknya, kebahagiaan orang tuaku akan lengkap bila aku bisa mempersembahkan gelar sarjana dan calon pendamping hidupku. Kalau sampai aku lulus belum juga mendapatkan pasangan, pasti aku akan lebih kesulitan lagi mencari di luar sana. Selain desakan itu, aku juga laki-laki normal yang tepat membutuhkan lawan jenis dalam hidupku. Tapi kemana aku akan mencari di luar sana. Selain desakan itu, aku juga laki-laki normal yang tetap membutuhkan lawan jenis dalam hidupku. Tapi kemana aku akan mencari. Jaka tetap terbaring di atas kasur menatap langit-langit kamarnya dengan kebingungan dan lamunannya.
Dalam keadaan bingung Jaka masih sempat menyalurkan hobinya seperti biasanya Jaka pergi ke perpus mencari buku yang belum dia baca. Tidak disangka saat itu juga Jaka menjumpai seorang wanita dengan rambut lurus tereurai sepunggung, kulitnya putih, tingginya semampai, seksi dengan wajah yang ayu jelita. Setelah berkali-kali Jaka keluar masuk perpustakaan baru kali ini ia merasakan hal yang berbeda. Mungkin karena wanita itu. Dengan maksud mencari perhatian Jaka membaca buku sambil sesekali di bacanya. Perhatiaanya pada wanita yang ada didepannya itu. Ingin rasanya jaka menyapa dan berkenalan dengan wanita itu tapi tak ada kebeanian dalam dirinya. Rupanya wanita itu tidak sedikitpun tertarik dengan tingkah Jaka. Mungkin menurut wanita itu orang parno seperti Jaka hanya menunggu konsentrasinya saja waniita itu pun bergegas pergi.

**

Sejak pertemuaan yang tidak sengaja itu, Jaka tidak bias serta merta melupakan wanita yang begitu menggetarkan hati bekunya. Jaka terus teringat pada wanita itu. Lamunan pun tanpa henti di setiap malam. Jaka kini berubah drastic dari seorang kutu buku menjadi pelamun sejati. Dia tidak tau harus berbuatt apa untuk bisa bekenalan dengan wanita pujaanya itu karena dia tidak berpengalaman soal itu. Jaka jago urusan pengetahuaan tapi tidak dalam urusan yang satu ini.
Diambang lamunan Jaka menemukan jalan keluar dari masalah yang sedang ia hadapi. Hari minggu itu dia pagi-pagi sekali pergi kerumah Dion. Teman sekelasnya yang di kenal sebagai play boy karena kebiasaanya gonta-ganti pasangan. Dion pasti bisa Bantu aku untuk brkenalan dengan wanita itu karena dia mahir dalam urusan seperti ini, pikirnya dalam perjalanan kerumah Dion.
Setelah bertemu Dion, Jaka menceritakan semua permasalahan yang dia hadapi. Seperti dugaanya itu bukan masalah besar bagi seorang play boy seperti Dion. Bahkan Dion menyakinkan Jaka kalau dia bisa membuat wanita pujaannya itu jatuh cinta kepadanya. “Tapi itu tentunya tidak gratis, harus ada timbal baliknya donk”,kata Dion. Dion meminta Jaka mengerjakn tugas skripsi dan uang lelahnya. Jaka menyanggupinya walaupun harus kecewa karena ada mahasiswa lain seangkatannya yang lulus bersama dia tidak seperti ambisinya selama ini yang ingin mendahului teman-teman seangakatanya. Rupanya cinta jaka telah membuatnya lupa daratan.
Keesokan harinya Jaka mengajak Dion keperpus dengan maksud memberitahu cewek idamannya itu. Alangkah kagetnya Dion setelah tau wanita incaran Jaka adalah Pacarnya sendiri. Namun Dion pura-pura tidak mengenal wanita itu. ini bisa jadi bisnis yang menguntungkan, saying kalua disiasiakan, pikirnya. Itu masalah gampang, sekali lagi Dion meyakinkan Jaka kalau dia bisa membuat wanita itu jatuh cinta padanya.
Usai berpura-pura, Dion mengajak Jaka pulang untuk mengatur strategi. Dion menyuuruh Jaka untuk mengubah penampilannya agar sedikit modis. Bagai ucapan maha guru, Jaka langsung melaksanakan fatwah play boy itu. Jaka bergegas kesalon untuk meengubah penampilan, belnja baju baru walaupun bukan hobinya seperti itu.

**

Malam jumat merupakan malam favorit Dion berkencan. Dia segera mengajak luna pacarnya menikmati udara malam. Luna yang tak lain adalah wanita yang diidam-idamkan Jaka, malam itu pagi bersama Dion dengan busana yang mengundang sorotan mata kaum adam terlihat cantik sekali. Biasanya setiap malam jumat mereka menghabiskan waktu dengan bersenag-senang, nginap di hotel langganan tak ubahnya pasangan suami istri. Mungkin pemilik hotel yang tau tumakninah mereka secara pasti, betapa jauhnya hubungan mereka melebihi ststus pacaran yang mereka sandang.
Khusus malam ini maksud Dion tak seperti biasanya. Dia hendak menawarkan sebuah bisnis menguntungkan pada Luna bahwa ada orang yang begitu tergila-gila padanya. Dion meminta Luna memaafkan situasi ini untuk memoroti uang Jaka anak orang kaya yang begitu mencintai dia. Kamu boleh minta apa saja pada Jaka yang mungkin belum pernah aku berikan padamu tapi ingat jangan kau libatkan peraanmu dalam bisnis ini karena kau hanya milikku, kata Dion.
Luna tanpa piker panjang mau menjalankan bisnis haram ini demi Dion, pria yang begitu dicintainya. Dion tersenyum, agaknya dia sudah menemukan pacar yang cocok denganya. Sama-sama matrelistis. Dion pun menjelaskan trik-trik untuk memutuskan rencananya pada luna. Jauh hari Dion sudah meramu teknik yang telah tesusun rapi dari bisnis barunya itu.

**

Hari yang berbeda kini Dionb yang menghampiri Jaka di kosnnya sedikit kagum pura-pura dan pujian menjadi suntikan mitivasi dan percaya diri bagi Jaka yang kini tampil dengan penampilan barunya. Betapa girangnya Jaka mendengar kabar dari Dion bahwa dia sudah mengatur perkenalannya dengan Luna yang tak lain adalah bagian dari strtegi jitunya sang play boy ini. Dion mengajak Jaka keperpustakaan untuk berkenalan dengan luna. Disana sudah tampak Luna bersiap-siap menjalankan misinya. Perwatakan Dion yang seolah tidak mengenal Luna sebelumnya membuat Jaka semakin percya padanya sebagai seorang sahabat yang begitu baik. Mereka pun berkenalan. Dengan basa-basi dion sebagai mak comblang gadungan.
Seminggu dari perkenalan itu, Jaka dan Luna berpacaran. Tentu itu sudah dalam control seorang Dion. Sebenarnya Luna mals untukn dekat dengan Jaka, meskipun penampilannya sudah gaul tapi tetap dia sosok cowok yang membosnkan baginya. Luna selalu memaksa Dion untuk segera mengakhiri saja permainaan ini, tapi Dion tak mengindahkannya. Tunggu sampai si bodoh itu jatuh miskin baru kita akhiri, katanya. Untuk kesekian kalinya Luna menaruti ambisi pujaanya itu.
Jaka sangat bahagia sekali karena ceweek idamannya kini telah menjadi pacarnya. Dia sangat mencintai Luna bahkan dia rela melakukan apa aja demi wanita belahan jiwanya itu.
Bisnis Dion dan Luna berjalan lancar. Luna semakin menuntut Jaka dengan permintaan. Permintaan berbau materi. Jaka semakin tenggelam dalam permainan ini. Jaka yang pinter, tak berdaya menghadapi rayuaan pujaan hatinya. Semua kebutuhan lahir Luna terpenuhi oleh Jaka, tapi kebutuhan batin, Dion yang melaksanakannya. Luna selalu mengelak kalau Jaka mengajaknya untuk di kenalkan pada orng tuanya. Padahal Jaka ingin segera mengenalkan calon pendampinya itu agar desakan orang tuanya segera berhenti.
Jaka hanya bisa mengabarkan pada orang tuanya kalau dia sudah mendapatkan calon pendampingnya kelak lewat telepon, sembarimeminta uang tambahan. Mendengar kabar itu, orang tua Jaka bahagia sekali sedikit curiga kalau anaknya salah memilih pendamping karena akhir-akhir belakangan ini Jaka sering minta transfer uang. Hal yang belum pernah dilakukannya selama belum pacaran dulu. Tapi hal itu dianggap masih wajar oleh orang tuanya. Mereka pun menuruti kemauaan anak semata wayangnya itu.
Permintaan Dion yang terucap lewat bibir manis Luna semakin menjadi-jadi. Hal tersebut tak pernah dan tak sempat disadari Jaka. Karena dia sudah benar-benar hanyut dalam cinta butanya itu. terakhir Jaka mempersembahkan sepeda motor metik terbaru untuk Luna. Persembahan yang menguatkan kecurigaan orang tuanya. Bahwa anaknya telah salah pilih mencari pacar.
Di hotel langganan, Luna menceritakan ke ibaannya pada Dion. Selain bisnisnya sudah mulai tercium oleh orang tua Jaka, rupanya Luna masih punya rasa kasihan. Dia sudah tidak sanggup lagi melnjutkan sandiwara ini. Ingin segera menyelesaikannya dan segera menikah dengan dion sebelum kandungannya semakin membesar. Mendengar hal itu, Dion tak bisa lagi melanjutkan bisnisnya itu. Akhirnya dia sepakat untuk menyudahi permainan ini.
**

Hari ini adalah prosesi wisuda dilaksanakan. Sebuah ritual yang akan menambah panjang deretan nama seseoarng. Harusnya hari ini adalah hari paling berbahagia bagi Jaka dan Dion karena mereka akan mengikuti acra ini. Teman-teman Jaka merasa kagum padanya karena bisa menjadi wisudawan lebih awal dari mereka. Tapi rona kebahagiaan hanya terliahat dari wajah Dion yang hadir didampingi istri yang baru ijab Kabul tadi malam. Mereka sudah benar-benar menyudahi lelucon haram itu. Bagaimana dengan Jaka??.
Orang tua Jaka yang hadir sebagai undangan, tak menjumpai putra kesayangannya itu memakai jubah kebesaran. Kemana anak kita pak? Tanya ibu jaka. Entahlah buk, saya uga tidak tahu, jawab ayah Jaka. Kemudian mereka mencari Jaka ketempat kostnya. Salam dan ketokan pintu semakin keras tak juga di jawab oleh Jaka. Teman satu kosnya bilang mulai tadi malm Jaka tak keluar dari kamarnya. Was-was dan bingung mulai muncul dalm benak mereka. Terpaksa mereka mendobrak pintu kamar Jaka takut terjadi apa-apa dengan jagoan mereka itu. ternyata dugaan mereka benar, mereka mendapati Jaka terbaring kaku di lantai dengan mulut brbusa dan sudah tak bernyawa lagi. Itu terjadi setelah Jaka tau kenyataan yang sebenarnya. Dia telah di khianati oleh belahan jiwa dan teman yang sudah dianggap sahabatnya itu. perasaan yang berkecambuk dalam diri Jaka tak kuasa ia bendung. Hancur , kecewa, marah, menyesal menjadi satu. Jaka akhirnya memilih cara itu sebagai Jalan keluarnya.


¬SELESAI

[+/-] Selengkapnya...

Senin, 06 April 2009

KREATIF MENULIS SASTRA

Achmad Thayib Thahir *)

Menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang dialami siswa. Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan menyampaikan pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Dalam komunikasi tulis setidaknya ada empat unsur yang terlibat yaitu penulis, pesan atau isi tulisan, media berupa tulisan, dan pembaca.
Menulis merupakan suatu proses. Untuk menghasilkan tulisan yang baik umumnya orang melakukannya berkali-kali. Sangat sedikit orang yang menghasilkan tulisan yang benar-benar memuaskan dengan hanya sekali tulis.

Tujuan menulis adalah untuk mengungkapkan gagasan, pendapat, pengetahuan, dan pengalaman secara tertulis. Menulis memiliki berbagai macam bentuk. Salah satunya adalah menulis karya sastra.

KARYA SASTRA
Sastra merupakan salah satu hasil seni. Sebagai hasil seni, seni sastra merupakan hasil cipta manusia yang mengekspresikan pikiran, gagasan, pemahaman, tanggapan, dan perasaan penciptanya tentang kehidupan dengan bahasa imajinatif dan emosional. Tokoh-tokoh, kejadian, peristiwa, suasana, bahkan ruang tempat dan waktu kejadian adalah ‘dunia’ ciptaan pengarang. Dunia ciptaan itu mungkin bukan fakta. Dunia ciptaan itu merupakan ‘tiruan’ dunia fakta, tetapi bukan tiruan yang sama seperti duplikat atau potret. Tiruan itu lebih merupakan tanggapan penciptanya atas dunia fakta.
Karya sastra sebagai hasil kreativitas, kepekaan pikiran, dan perasaan pengarang dalam menanggapi peristiwa di sekitarnya, menuntut penciptanya untuk memiliki daya kreativitas yang tinggi. Dalam penciptaan karya sastra, kreativitas sangat diperlukan agar karya sastra yang dihasilkannya dapat bersifat dulce et utile. Kalau karya yang dihasilkannya tidak dulce et utile, karya tersebut belum dapat dikatakan bernilai sastra. Menurut Horace (dalam Pradopo, 1994) hakikat karya sastra adalah dulce et utile, yang artinya menyenangkan dan berguna. Maksudnya, karya sastra harus mampu memberikan kesenangan kepada pembaca, dan berguna bagi kehidupan pembaca dalam menambah kedewasaan dan kebijaksanaan dalam bermasyarakat.
Karya sastra menyajikan nilai-nilai keindahan dan paparan peristiwa yang memberikan kepuasan batin pembaca, mengandung pandangan atau komtemplasi batin, baik yang berhubungan dengan masalah agama, filsafat, politik, dan budaya, maupun berbagai problem yang berhubungan dengan kompleksitas kehidupan yang tergambar lewat media bahasa media tulisan, dan struktur wacana (Aminudin, 1991).

UNSUR PENTING DALAM PENULISAN SASTRA
Tiga unsur penting dalam penulisan karya sastra antara lain: (i) kreativitas, (ii) bekal kemampuan bahasa, dan (iii) bekal kemampuan sastra (Roekhan, 1991). Kreativitas dapat menjadikan seorang penulis mampu memunculkan ide-ide baru dan mengolah ide itu sehingga menjadi ide yang matang dan utuh. Dengan daya kreativitas, seorang penulis selalu mendayagunakan pemakaian bahasa agar karya-karyanya berbeda dengan karya-karya sebelumnya. Dengan daya kreativitas, seorang penulis dapat memanfaatkanpengetahuan bersastranya untuk menghasilkan karya sastra yang berciri lain.

KREATIVITAS
Kreativitas bisa mengacu pada pengertian hasil yang baru, berbeda dengan yang pernah ada (Roekhan, 1991). Misalnya, puisi-puisi Sutardji Calzoum Bachri yang menunjukkan ciri-ciri yang berbeda dengan karya-karya sebelumnya.
Banyak yang mengira bahwa kreativitas itu banyak ditentukan oleh bakat dan kemampuan bawaan. Ini tidak sepenuhnya benar, karena kreativitas ditentukan oleh perpaduan unsur-unsur seperti: (1) kemampuan berpikir kritis, (2) kepekaan emosi, (3) bakat, (4) daya imajinasi.
Dengan berpikir kritis orang tidak mudah merasa puas dengan apa yang telah ada. Dengan berpikir kritis, jiwa akan hidup karena didorong terus untuk mencari kemungkinan-kemungkian lain. Kepekaan emosi menjadikan penyair dapat merasakan sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Bakat dapat memperkuat daya kreativitas seseorang tetapi bukan satu-satunya unsur yang menentukan. Sebab, bakat tidak akan berarti jika tidak diasah dan dilatih terus menerus. Daya imajinasi memungkinkan seorang penyair menciptakan sebuah gambaran yang utuh dan lengkap dalam fantasinya.

Tahapan Kreativitas
Kreativitas terdiri atas beberapa tahap, antara lain: (1) pemunculan ide, (2) pengembangan ide, dan (3) penyempurnaan ide. Kunci utama yang harus disiapkan oleh penulis adalah ide (Kinoysan, 2007).
Ide sering muncul di sembarang tempat dan waktu. Munculnya ide tidak dapat diramalkan. Ide sering melintas dengan cepat dan menghilang lagi. Untuk itu ide yang ditangkap harus segera dicatat. Pencatatan ide harus dilakukan secara rinci. Ide yang muncul dalam benak penulis dapat berupa pengalaman dan pengetahuan sendiri atau pengalaman orang lain. Pengalaman dan pengetahuan tersebut bisa berkenaan dengan bidang keagamaan, kesenian, politik, ekonomi, sosial, pendidikan, dan lain-lain.
Ide juga dapat muncul dengan cara dirangsang. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk merangsang pemunculan ide antara lain: (1) mempelajari ide orang lain, (2) meningkatkan pengetahuan dan pengalaman, (3) menciptakan suasana yang menunjang (santai, bebas dari rasa malu dan takut), (4) merenung, (5) sering berlatih, dan (6) terus berlatih berpikir kritis dan asosiatif ((Roekhan, 1991:9).
Pengembangan ide dapat dibantu dengan: (1) melakukan perincian, (2) banyak membaca, (3) menambah pengalaman, (3) banyak merenung, (4) banyak melakukan diskusi, dan (5) mengamati sesuatu secara langsung. Ide yang samar-samar dan tidak lengkap dapt dirinci unsur-unsurnya. Masing-masing unsur kemudian dijabarkan lagi sehingga ide menjadi lebih jelas dan sempurna. Bacaan memperkaya wawasan seseorang. Melalui bacaan seseorang dapat mengetahui apa saja yang mungkin tidak dialaminya secara langsung. Ide yang samar-samar dapat diperjelas dengan cara terjun langsung dalam kehidupan yang akan digambarkan. Dengan merenung orang akan mengungkap kembali seluruh pengetahuan dan pengalamannya yang relevan dengan ide yang sedang digarapnya. Diskusi merupakan ajang saling bertukar pengetahuan dan pengalaman, sehingga suatu ide menjadi lebih jelas karena ditinjau dari berbagai sudut pandang. Dengan mengamati secara langsung orang daapt melihat suatu objek dengan lebih jeli dan lengkap.
Ide yang dilahirkan biasanya tidak langsung utuh dan sempurna. Untuk itu seorang penulis harus membaca kembali karya yang dihasilkan dan bila perlu memperbaiki karyanya itu. Untuk menyempurnakan ide penulis dapat melakukannya sendiri atau menyuruh orang lain untuk membaca dan memperbaikinya.

BEKAL KEMAMPUAN BAHASA
Cara pemakaian bahasa dalam karya sastra harus menibulkan kesan tertentu dalam diri pembaca. Kesan itu berupa gambaran imajinasi, baik imajinasi penglihatan, pendengaran, penciuman, maupun imajinasi perabaan serta membangkitkan perasaan tertentu dalam batin pembaca. Bahasa dalam karya sastra sering menggunakan cara tersirat dan bersifat konotatif.
Penulis karya sastra harus mempunyai bekal kemampuan bahasa yang memadai. Untuk mengembangkan kemampuan bahasa dapat dilakukan dengan cara; (1) mengembangkan kosakata, (2) mengembangkan penguasaan kaidah bahasa, dan (3) mengembangkan pengetahuan makna.

Mengembangkan Kemampuan bahasa
Kemampuan seorang penulis dalam memahami bahasa akan mempermudah kegiatan menuangkan ide dalam bahasa tulis. Untuk mengembangkan kemampuan bahasa seorang penulis dapat dilakukan dengan cara: (1) mengembangkan kosakata, (2) mengembangkan penguasaan kaidah bahasa, dan (3) mengembangkan pengetahuan makna.
Pembendaharaan kata seorang penulis akan membantu kelancaran penuangan ide dalam bahasa tulis. Untuk menambah kekayaan kosakata seorang penulis dapat dilakukan dengan membaca. Semakin banyak membaca, semakin banyak pula jumlah kosakata yang dikuasai seseorang.
Penguasaan seorang penulis tentang kaidah bahasa akan mempermudah penulis menuangkan ide dengan tepat dan cermat. Kaidah bahasa dapat dipelajari dengan banyak membaca buku-buku tata bahasa. Untuk mengembangkan kemampuan seorang penulis dalam menguasai kaidah bahasa dapat dilakukan dengan tekun berlatih membentuk kata (membentuk kata dengan afiksasi dan pengulangan), berlatih membentuk frase, dan latihan mengubah struktur kalimat. Misalnya mengubah kalimat sederhana menjadi kalimat kompleks, mengubah kalimat langsung menjadi kalmiat tidak langsung, mengubah kalimat pasif menjadi kalimat aktif, dan lain sebagainya.
Pemahaman sesorang penulis tentang makna akan mepermudah penyampaian pesan kepada pembaca sesuai dengan keinginannya. Untuk itu penulis perlu memahami tentang tata makna. Misalnya, makna leksikan dan makna gramatikal, makna denotatif dan makna konotatif, perluasan makna, penyempitan makna, ameleorasi, peyorasi, sinestesia, asosiasi, kata umum dan kata khusus, sinonim, antonim, homonim, polisemi, majas, ungkapan, dan peribahasa.

BEKAL KEMAMPUAN SASTRA
Kemampuan seorang penulis tentang seluk beluk karya sastra akan mempermudah penulisan karya sastra, baik puisi, prosa (cerpen, novel, roman), maupun drama. Untuk meningkatkan kemampuan sastra seseorang dapat dilakukan dengan cara: (i) meningkatkan kemampuan apresiasi terhadap suatu karya sastra, (ii) mengikuti kegiatan bersastra, (iii) melakukan kritik karya sastra, (iv) meningkatkan pengetahuan sastra, dan (v) menulis sastra.
Apresiasi merupakan sebuah proses. Panjang-pendeknya proses itu bergantung pada tingkat kepekaan emosi, ketajaman berpikir, dan imajinasi pengapresiasi. Sebagai proses, apresiasi memerlukan proses pembacaan karya sastra secara sungguh-sungguh dan teliti. Pengapresiasi harus memperhatikan dengan cermat setiap aspek dari karya sastra tersebut.
Banyak memgikuti kegiatan-kegiatan bersastra seperti sarasehan sastra, baca puisi, baca cerpen, dramatisasi puisi, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat menimbulkan rasa cinta terhadap sastra, menambah pengalaman dalam menulis sastra.
Kritik dapat meningkatkan kekritisan seseorang dalam membaca dan menilai karya sastra. Dengan melakukan kritik terhdap karya sastra yang dibacanya, seseorang dapat menemukan kelemahan dan kekuatan suatu karya sastra. Dengan mengetahui kelemahan dan kekuatan suatu karya seseorang dapat memberikan penilian terhadap karya sastra secara proporsional, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah, serta memberikan alternatif penyempurnaannya.
Pengetahuan seseorang tentang karya sastra dapat meningkatkan kemampuan apresiasi dan kritik terhdap suatu karya sastra. Pengetahuan ini dapat diperoleh dengan dua cara yaitu mempelajari buku-buku teori sastra, dan banyak membaca karya sastra serta banyak membaca tulisan-tulisan kritik sastra.
Menulis jika seing dilakukan, dapat memperlancar seseorang dalam mengungkapkan idenya. Semakin sering ia menulis, maka seorang penulis akan merasakan bahwa ide yang ditulisnya seolah mengalir dan tertata dengan sendirinya.

KESIMPULAN
Tiga unsur penting dalam penulisan karya sastra antara lain: (i) kreativitas, (ii) bekal kemampuan bahasa, dan (iii) bekal kemampuan sastra (Roekhan, 1991:1). Kreativitas bisa mengacu pada pengertian hasil yang baru, berbeda dengan yang pernah ada. Kreativitas terdiri atas beberapa tahap, antara lain: (1) pemunculan ide, (2) pengembangan ide, dan (3) penyempurnaan ide.
Penulis karya sastra harus mempunyai bekal kemampuan bahasa yang memadai. Untuk mengembangkan kemampuan bahasa dapat dilakukan dengan cara; (1) mengembangkan kosakata, (2) mengembangkan penguasaan kaidah bahasa, dan (3) mengembangkan pengetahuan makna.
Kemampuan seorang penulis tentang seluk beluk karya sastra akan mempermudah penulisan karya sastra, baik puisi, prosa (cerpen, novel, roman), maupun drama. Untuk meningkatkan kemampuan sastra seseorang dapat dilakukan dengan cara: (i) meningkatkan kemampuan apresiasi terhadap suatu karya sastra, (ii) mengikuti kegiatan bersastra, (iii) melakukan kritik karya sastra, (iv) meningkatkan pengetahuan sastra, dan (v) menulis sastra.

*) Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia di FKIP Universitas Muhammadiyah Jember

[+/-] Selengkapnya...